Al-Qur’an merupakan
kalam Allah yang harus kita jaga dan kita pelihara dengan membacanya dan
mentadabburi maknanya serta mengamalkan segala isi dan kandungannya, karena al-Qur’an
merupakan mu’jizat Nabi Muhamad SAW yang masih ada sampai sekarang dan menjadi
petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Istilah membaca dapat diartikan literasi
atau dalam Bahasa Arab diistilahkan dengan tilawah. Interaksi kita dalam
tilawah Al-Qur’an ini akan menentukan sejauh mana keimanan kita dan kecintaan
kita kepada Allah dan Rasul-nya, sebab orang yang mencintai Rasulullah tentulah
ia akan mengikuti segala perbuatan dan kebiasaaannya atau biasa kita kenal
dengan sebutan sunah. Kebiasaan Rasulullah SAW dalam tilawah Al-Qur’an begitu
juga para sahabat Rasulullah merupakan hal yang patut kita contoh. Di Tengah kesibuakn
aktivitasnya yang padat mereka tetap selalu berinteraksi intens dengan Al-Qur’an.
Bahkan dikisahkan bahwa suatu malam Rasulullah SAW shalat sunah di rumahnya dengan
membaca surat panjang-panjang sampai menyebabkan kaki beliau bengkak.
Dalam buku Risalah Pergerakan karya
Imam Asy Syahid Hasan Al Bana disampaikan bagaimana sahabat Rasulullah SAW
yakni Utsman Bin Affann mampu mengkhatamkan Al-Qur’an dalam sepekan, yaitu
Utsman
bin Affan membuka malam jum’at dengan membaca al-Baqarah sampai al Maidah
Malam sabtu
surat al-An’am sampai surat Hud
Malam ahad
surat Yusuf sampai surat Maryam
Malam senin
surat Thaha sampai surat al-Qashash
Malam selasa
surat al-Ankabut sampai Shad
Malam
rabu surat Tanzil (az-Zumar)samapi ar-rahman
Malam kamis
mengkhatamkannya
Allah memerintahkan kepada kita
untuk membaca al-Qur’an ini sebagaimana firman-Nya:
أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا
Artinya: “atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah
Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S al-Muzammil/73;4)
Membaca al-Qur’an menjadi perintah dikarenakan
struktur tubuh manusia yang Allah ciptakan memang telah disesuaikan dengan bahasa
yang ada dalam al-Qur’an dan pengaruh membacanya sungguh luar biasa dampaknya
bagi Kesehatan manusia, baik secara jasmani maupun Rohani. Makanya kenapa
al-Qur’an disebut sebagai syifa (obat). Sebagaimana Allah tegaskan dalam Q.S
al-Isra/17:82, yang artinya: Dan Kami turunkan al-Qur’an yang menjadi Penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan al-qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang dhalim selain kerugian.” (Q.S. al-Isra/17:82)
Fenomena yang kita rasakan saat ini di mana
kemudahan akses membaca al-Qur’an sangat cukup mudah, kini mushaf al-Qur’an
bukan saja berbasis paper namun juga sudah berbentuk digital, namun dari kemudahan
yang telah Allah berikan ini kita malah sedikit kualitas dan kuantitas kita
berinteraksi dengan al-Qur’an. Menurut Jemmi Gumelar dalam bukunya Tilawah
Evaluasi Sederhana, ada 3 penyebab factor kita sulit berinteraksi dengan al-Qur’an
1. Kemalasan
2. Kemegahan (dunia)
3. Kemaksiatan
Dari ketiga faktor tersebut yang harus kita
hindari, kita tetap harus mengikhtiarkan agar
literasi al-Qur’an dapat kita wujudkan antara lain
dengan cara:
1. Niat yang kuat untuk membaca meskipun hanya
satu ayat namun konsisten dilakukan
2. Memahami proses pahala, bahwa pahala orang
yang membaca al-Qur’an ini banyak sekali
3. Manajemen waktu. Sesibuk-sibuknya kita jika
manajemen waktunya baik maka al-qur’an
akan
jadi prioritas.
4. Mewaspadai godaan setan saat berinteraksi
dengan al-Qur’an. Makanya sebelum
membaca
al-Qur’an kita disunahkan membaca Ta’awudh.
Do’a Ketika hendak membaca al-Qur’an
اَللّهُمَّ افْتَحْ لَنَا حِكْمَتَكَ وَانْشُرْ عَلَيْنَا
رَحْمَتَكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Artinya: “Ya Allah bukakanlah untukku
hikmah-Mu, bentangkanlah untukku rahmat-Mu, dan ingatkanlah apa yang aku lupa.
Wahai Dzat Maha Agung dan Maha Mulia.”
Do’a setelah membaca al-Qur’an
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا
وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي
مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ
النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikanlah ia
sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah
aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu
darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang.
Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan semesta alam.”
Semoga kita semua dapat menjadi
ahlul Qur’an dengan rajin meningkatkan literasi al-Qur’an dengan membaca,
mentadaburi makna dan mengamalkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari
Sumber Referensi
Jemmi Gumilar.
Metode TES Ketika Tilawah dan Tahfidh Menyatu.2017.Publishing House Bang Jemm
https://iqra.republika.co.id/berita/rsvu65366/baca-doa-ini-sebelum-dan-sesudah-tadarus-alquran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar