Rabu, 20 Maret 2024

Tata Cara Zakat Fitrah dan Shalat Idul Fitri


 

A. Tata Cara Zakat Fitrah

        Zakat fitrah merupakan zakat yang harus dibayarkan pada bulan Ramadhan mulai dari awal Ramadhan sampai sebelum ditunaikannya shalat id. Keharusan ini merupakan bentuk kepedulian bagi umat islam untuk berbagi di hari yang fitri di mana seluruh umat islam merayakan dengan penuh semangat dan kebahagiaan.

            Adapun secara rinci tata cara zakat fitrah ini adalah sebagai berikut:

1. Telah masuk waktunya

Yakni waktu untuk melaksanakan zakat fitrah, awal Ramadhan sampai 1 syawal sebelum dilaksanakan shalat id. Waktu yang dianjurkan adalah waktu subuh di tanggal 1 syawal.

2. Menentukan besaran zakat

            Sebelum zakat diserahkan kepada mustahik nya (penerima zakat) yang terdiri dari 8 asnaf sebagaimana tercantum dalam Q.S at-Taubah/9:60.pastikan zakat yang akan kita tunaikan sudah dengan besaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan para ulama. Yakni sebanyak satu sha kurma/gandum atau jika dikonversi kedalam beras kurang lebih 2,5 kg. dan bahkan diperbolehkan dikonversi lagi kedalam uang dengan seharga beras yang beredar di pasaran sesuai daerah masing-masing.

3. Membaca niat / do’a Ketika mengeluarkan zakat fitrah

نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِيْ فَرْضَا لِلَّهِ تَعَالَى

“saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu karena Allah SWT”

Jika diniatkan untuk orang lain maka tinggal diganti kata “an nafsi” dengan yang dimaksud.

4. Berdo’a bagi yang menerima zakat

“Aajarakumullahu fiima ‘athayta wa baraka fiima abqayta wa ja’al laka thahuran”

Kiranya Allah terima dengan pahala atas apa yang dikeluarkan dan diberkahi harta yang masih tersisa dan dijadikan suci oleh Allah SWT.

B. Tata cara Shalat Id

            Shalat Id merupakan shalat sunah yang dilakukan secara berjam’ah dengan disertai pembacaan dua kali khutbah. Biasanya shalat id dilakukan di masjid ataupun juga di lapangan yang luas. Berbeda dengan shalat sunah pada umumnya, shalat id ini terdiri dari banyak takbir sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah SWT.

            Berikut ini adalah tata cara shalat id

1. Niat

Hal pertama yang harus dilakukan oleh Imam maupun Makmum yang shalat id adalah niat. Adapun bacaannya :

Ushalli Sunnatal li’idil fithri rak’ataini (imaman/ma’muman) lillahi ta’ala”

Saya niat shalat idul fitri dua rakat (imam/ma’mum) karena Allah Ta’ala

Perlu diketahui hukum pelafalan ini sunah, yang wajib adalah diniatkan dalam hati.

2. Takbiratul ihram

Sebagaimana shalat biasa, shalat id juga membaca takbiratul ihram. Setelah membaca do’a iftitah kemudian takbir 7 kali pada rakat pertama.

Disela-sela takbir membaca:

Allahu akbar kabira, wal hamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila

atau membaca

Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar

3. Membaca al fatihah

Setelah beres takbir lalu membaca fatihah dan dilanjutkan dengan membaca surat.

4. Rakaat kedua

Pada rakat kedua setelah bangun dari sujud takbir sebanyak 5 kali. Sama seperti pada rakat pertama di sela-sela takbir membaca do’a yang di atas.

5. Mendengar Khutbah

Setelah salam , khatib naik ke mimbar maka jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah shalat id terlebih dahulu. Dan disunahkan khatib melakukan khutbah id ini sebanyak dua kali. Dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk sejenak.

Untuk khatib disunahkan pada khutbah pertama membaca 9 kali takbir dan di khutbah kedua 7 kali takbir.

            Kaum muslimin disunahkan pada hari raya Ketika hendak shalat id antara lain:

-         Mandi dengan niat untuk hari raya idul fitri

-         Memakai wewangian

-         Memakai pakaian yang bagus

-         Makan dan minum sedikit saja untuk menandai bahwa sudah ifthar/berbuka dari puasa selama satu bulan

-         Berjalan dengan arah yang berbeda Ketika berangkat dan pulang shalat id

-         Saling mendo’akan dan saling mema’afkan

Demikian semoga bermanfaat

 

Sumber Referensi

Sahih Muslim Bab Zakat

https://www.nu.or.id/nasional/panduan-lengkap-shalat-idul-fitri-disertai-niat-dan-bacaan-di-sela-sela-takbir-nqWrg

Selasa, 19 Maret 2024

Teladan Nabi Muhamad SAW dan Adab Menghormati Guru


 

A. Teladan Nabi Muhamad Sallallahu ‘alaihi Wasallam          

                Manusia agung itu telah hadir di Tengah-tengah peradaban jahiliyah, mewarnai kebiasaan mereka yang tak lazim dengan sentuhan hidayah dan Cahaya islam nan indah, beliau hiasi jazirah arab yang tandus itu dengan keimanan tulus, menuntun mereka ke jalan Rabb Allah ‘Azza wa Jalla bahkan sampai akhirnya ke seantero dunia. Ya Rasulullah SAW. Beliau  adalah sosok yang sangat mulia. Al-Qur’an meringkas sifat Rasulullah SAW dengan sangat simple namun mengandung makna yang luar biasa dahsyatnya yakni firman Allah:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

“sesungguhnya engkaubenar-benar memiliki akhlak yang luhur.” (Q.S al-Qalam/68:4)

Maka banyak sekali kalangan sahabat beliau yang mengisahkan tentang keluhuran akhlak beliau dalam hadits-hadits antara lain sebagai berikut:

-Ummul Mukminin Sayyidah ‘Aisyah RA saat ditanya tentang Rasulullah SAW, dia berkata, “Beliau adalah al-Qur’an yang berjalan di bumi”, katanya juga “Akhlak beliau adalah al-Qur’an.” (HR.Ahmad 1/96)

-Ketika ditanyakan kepada Sayyidah Aisyah bagaimana Rasulullah SAW  di rumahnya, dia berkata, ‘Beliau menjahit pakaiannya dan menambal sandalnya. Ketika beliau berjumpa dengan salah seorang sahabatnya, beliau akan berdiri bersamanya, beliau tidak berlalu sampai sahabat itu yang berlalu darinya. Jika bertemu dengan seorang sahabatnya, beliau akan menyalami tangan sahabatnya dan tidak melepaskannya hingga sahabat itu melepaskan tangannya. Jika bertemu seorang sahabatnya, beliau akan memgang telinga sahabatnya (berpelukan) dan tidak melepaskannya darinya.” (HR. Ahmad 6/121 dan 260)

-Abdullah bin Harits berkata, “Aku tak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum selain dari Rasulullah SAW.” (HR. Tirmidzi 3641)

Dan masih banyak lagi hadits yang menjelaskan tentang keluhuran akhlak dan kemuliaan pribadi beliau. Berikut ini adalah di antara hal-ahal yang patut kita teladani dari Rasulullah SAW yang dapat kita implementasikan dalama kehidupan sehari-hari:

1. Dalam Hal Bicara

     Bicaranya beliau sangat fasih, jelas dan paling bagus intonasinya. Beliau banyak diam,  

     tidak berbicara untuk hal-hal yang tidak perlu. Pembicaraannya seperti untaian

     Mutiara, padat berisi namun mudah dimengerti.

2. Tertawanya

     Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak senyumdan tertawa di hadapan para

     Sahabatnya. Jika menyampaikan nasihat beliau menyampaikannya dengan serius,

     beliau tidak pernah marah kecuali karena Allah.

3. Ketika Makan

     Rasulullah SAW memakan apa yang ada. Memakan apa yang ada di dekatnya dan

     memakan dengan tiga jarinya. Beliau tidak pernah mencela makanan, jika berselera

      beliau memakannya dan jika tidak maka beliau meninggalkannya.

4. Sikap Pemaafnya Nabi

      Rasulullah SAW adalah orang yang paling santun dan paling mau memaafkan mereka

      Sekalipun berkuasa membalas

5. Kedermawanan Nabi dan Kemurahan Hati Beliau

     Rasulullah SAW orang yang paling dermawan dan murah hati. Pada bulan Ramadhan

     beliau sangat dermawan seperti angin yang berhembus. Tidak menahan sesuatu sama

     sekali.

6. Keberanian Nabi SAW

     Beliau adalah orang paling berani dan paling banyak melakukan pembelaan.

7. Tawadhunya Nabi

     Rasulullah adalah sosok yang paling tawadhu dalam kedudukannya yang tinggi. Beliau

     selalu berbaur bersama sahabatnya.

 

Dan masih banyak ketinggian dan keluhuran akhlak beliau yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.

 

B. Adab Menghormati Guru

                Guru adalah orang sangat berjasa dalam kehidupan kita seyogyanya kita menghormati dan memuliakannya. Berikut adalah beberapa Adab yang harus dilakukan oleh murid terhadap gurunya agar ilmu yang ia dapat bermanfaat dunia akhirat.

1.  Termasuk menghormati guru adalah murid tidak berjalan di depannya dan memulai

      berbicara kecuali dengan izinnya.

2.  Menghargai waktu Ketika berbicara dengan guru.

3.  Memberikan pertolongan jika guru membutuhkan bantuanmu.

4.  Mengucapkan salam Ketika bertemu

5.  Mendo’akan kebaikan untuk guru agar ilmunya bermanfaat

Dan masih banyak lagi hal lainnya. Intinya bagaimana murid memperlakukan gurunya Ketika belajar, maka demikianlah pula murid akan diperlakukan orang lain kelak jika sudah berada di Tengah-tengah Masyarakat.

 

 

Sumber Refferensi

Muhamad Sang Yatim. Prof.Dr Muhamad Sameh Said.2002. Cordoba

Intisari Ihya ‘Ulumidin . Sa’id Hawa.1999. Rabbani Press

Senin, 18 Maret 2024

Menumbuhkan Literasi Al-Qur'an dalam Kehidupan Sehari-hari


 

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang harus kita jaga dan kita pelihara dengan membacanya dan mentadabburi maknanya serta mengamalkan segala isi dan kandungannya, karena al-Qur’an merupakan mu’jizat Nabi Muhamad SAW yang masih ada sampai sekarang dan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Istilah membaca dapat diartikan literasi atau dalam Bahasa Arab diistilahkan dengan tilawah. Interaksi kita dalam tilawah Al-Qur’an ini akan menentukan sejauh mana keimanan kita dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-nya, sebab orang yang mencintai Rasulullah tentulah ia akan mengikuti segala perbuatan dan kebiasaaannya atau biasa kita kenal dengan sebutan sunah. Kebiasaan Rasulullah SAW dalam tilawah Al-Qur’an begitu juga para sahabat Rasulullah merupakan hal yang patut kita contoh. Di Tengah kesibuakn aktivitasnya yang padat mereka tetap selalu berinteraksi intens dengan Al-Qur’an. Bahkan dikisahkan bahwa suatu malam Rasulullah SAW shalat sunah di rumahnya dengan membaca surat panjang-panjang sampai menyebabkan kaki beliau bengkak.

            Dalam buku Risalah Pergerakan karya Imam Asy Syahid Hasan Al Bana disampaikan bagaimana sahabat Rasulullah SAW yakni Utsman Bin Affann mampu mengkhatamkan Al-Qur’an dalam sepekan, yaitu

Utsman bin Affan membuka malam jum’at dengan membaca al-Baqarah sampai al Maidah

Malam sabtu surat al-An’am sampai surat Hud

Malam ahad surat Yusuf sampai surat Maryam

Malam senin surat Thaha sampai surat al-Qashash

Malam selasa surat al-Ankabut sampai Shad

Malam rabu surat Tanzil (az-Zumar)samapi ar-rahman

Malam kamis mengkhatamkannya

 

            Allah memerintahkan kepada kita untuk membaca al-Qur’an ini sebagaimana firman-Nya:

أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا

Artinya: “atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S al-Muzammil/73;4)

 

Membaca al-Qur’an menjadi perintah dikarenakan struktur tubuh manusia yang Allah ciptakan memang telah disesuaikan dengan bahasa yang ada dalam al-Qur’an dan pengaruh membacanya sungguh luar biasa dampaknya bagi Kesehatan manusia, baik secara jasmani maupun Rohani. Makanya kenapa al-Qur’an disebut sebagai syifa (obat). Sebagaimana Allah tegaskan dalam Q.S al-Isra/17:82, yang artinya: Dan Kami turunkan al-Qur’an yang menjadi Penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan al-qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dhalim selain kerugian.” (Q.S. al-Isra/17:82)

Fenomena yang kita rasakan saat ini di mana kemudahan akses membaca al-Qur’an sangat cukup mudah, kini mushaf al-Qur’an bukan saja berbasis paper namun juga sudah berbentuk digital, namun dari kemudahan yang telah Allah berikan ini kita malah sedikit kualitas dan kuantitas kita berinteraksi dengan al-Qur’an. Menurut Jemmi Gumelar dalam bukunya Tilawah Evaluasi Sederhana, ada 3 penyebab factor kita sulit berinteraksi dengan al-Qur’an

1. Kemalasan

2. Kemegahan (dunia)

3. Kemaksiatan

Dari ketiga faktor tersebut yang harus kita hindari, kita tetap harus mengikhtiarkan agar

literasi al-Qur’an dapat kita wujudkan antara lain dengan cara:

1. Niat yang kuat untuk membaca meskipun hanya satu ayat namun konsisten dilakukan

2. Memahami proses pahala, bahwa pahala orang yang membaca al-Qur’an ini banyak sekali

3. Manajemen waktu. Sesibuk-sibuknya kita jika manajemen waktunya baik maka al-qur’an

    akan jadi prioritas.

4. Mewaspadai godaan setan saat berinteraksi dengan al-Qur’an. Makanya sebelum

    membaca al-Qur’an kita disunahkan membaca Ta’awudh.

 

Do’a Ketika hendak membaca al-Qur’an

 

اَللّهُمَّ افْتَحْ لَنَا حِكْمَتَكَ وَانْشُرْ عَلَيْنَا رَحْمَتَكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

 

Artinya: “Ya Allah bukakanlah untukku hikmah-Mu, bentangkanlah untukku rahmat-Mu, dan ingatkanlah apa yang aku lupa. Wahai Dzat Maha Agung dan Maha Mulia.”

 

 

Do’a setelah membaca al-Qur’an

 

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Artinya“Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan semesta alam.”

            Semoga kita semua dapat menjadi ahlul Qur’an dengan rajin meningkatkan literasi al-Qur’an dengan membaca, mentadaburi makna dan mengamalkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari

 

 

Sumber Referensi

Jemmi Gumilar. Metode TES Ketika Tilawah dan Tahfidh Menyatu.2017.Publishing House Bang Jemm

https://iqra.republika.co.id/berita/rsvu65366/baca-doa-ini-sebelum-dan-sesudah-tadarus-alquran

Minggu, 17 Maret 2024

Menghormati Orang tua dan Guru Zaman Generasi Z


 

Orang tua merupakan orang yang sangat berjasa dalam hidup kita, termasuk juga para guru di sekolah. Mereka adalah orang-orang yang sangat memiliki peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan kita sebagai manusia hingga kita berada di fase ini.Islam datang dengan membawa ajaran yang sangat sempurna sebagai pedoman yang harus diaplikasikan dalam kehidupan.Jauh sebelum ada pengelompokan generasi seperti sekarang ini, islam sudah menjunjung tinggi nilai-nilai etika terkait keharusan kita dalam menghormati dan memuliakan orang-orang yang telah berjasa dalam kehidupan kita.

            Sebelum kita lanjut pada pembahasana bagaimana keharusan kita menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua dan guru-guru kita, ada baiknya kita kupas sedikit tentang siapa itu yang termasuk generasi Z.

Mengutip laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, memang terdapat penggolongan generasi.

Pertama, ada generasi Baby Boomer yang lahir pada tahun 1946-1964.

Kedua, generasi X yang lahir pada tahun 1965 hingga 1980. 

Ketiga, generasi Y atau Milenial  mereka yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996.

Keempat, generasi Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. 

Kelima, generasi Post Gen Z atau Alpha yakni mereka yang lahir pada 2013.

                Generasi Z ini adalah mereka yang sudah mengenal dunia teknologi informasi /internet sejak kecil. Tak heran kehidupan mereka banyak dipengaruhi bukan saja oleh dunia nyata namun juga oleh dunia maya. Nah, terkait bagaimana keharusan generasi Z ini menghormati orang tua nya di rumah dan guru-guru di sekolah, ini adalah yang akan menjadi bahasana kita kali ini.

            Allah SWT Berfirman dalam Q.S. Al-Isra/17:23 -24.

۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً كَرِيْماً - وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرْاً

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S. Al-Isra/17:23-24)

 

            Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa kita diperintah oleh Allah untuk menyembah Allah dan berbuat baik kepada orang tua dengan sebaik-baiknya. Berbuat baik kepada mereka sangat ditekankan, baik dalam perkataan maupun perbuatan, sehingga adanya perbedaan agama dan keyakinan antara anak dan orangtua pun tidak dapat mengugurkan kewajib ini. Sebagai perwujudan berbuat baik kepada kedua orang tua ini setidaknya ada 5 hal yang harus dilaksanakan, yaitu:

1. Jangan mengatakan kepada orang tua dengan kata Uff (اف) dalam terjemahan dari Kementrian agama kata tersebut Bermakna ahh.

2. Jangan membentak keduanya baik berupa lisan maupun sikap.

3. Bertutur kata dengan perkataan yang baik yang memuliakan.

4. Merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang.

5.Selalu mendo’akan orang tua

             Saking mulianya kedudukan orang tua dalam islam, maka Ridha Allahpun ada pada Ridha orang tua, sebagaimana Hadits Nabi SAW yang artinya: “Dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah bersabda: Ridha Allah terletak kepada ridha orang tua. Murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua (HR. Tirmidzi)

             Dalam konteks kehidupan sehari-hari, cara berbakti kepada kedua orang tua yang masih hidup dapat dilakukan dengan:

a) sebelum berangkat sekolah bersalaman dengan orang tua, mohon doa restunya;

b) bertutur kata yang sopan dengan kedua orang tua baik di rumah maupun di luar rumah;

c) bersikap santun kepada orang tua baik di rumah maupun di luar rumah;

d) membantu kedua orang tua di rumah, misalnya: menyapu;

e) melaksanakan amanah orang tua untuk belajar dengan giat;

f ) mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam aspek kehidupan, tentunya dengan catatan selama keinginan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam;

g) mendoakan kedua orang tua, minimal setelah salat wajib;

h) merendahkan diri di hadapan orang tua dengan penuh kasih sayang;

i) mendahulukan berbakti kepada ibu setelah itu baru ayah.

 

Adapun berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal dunia adalah:

a) merawat jenazahnya dengan baik, yaitu memandikan,mengafani, menshalati, dan menguburkan;

b) mendoakan orang tua, semoga diampuni segala dosanya;

c) menjaga nama baik orang tua dengan selalu berbuat baik;

d) melaksanakan amanah orang tua untuk belajar yang sungguh-sungguh;

e) menjalin silaturrahim yang sudah dijalin orang tua waktu mereka hidup.

 

Tak kalah pentingnya dalam kehidupan adanya sosok guru yang telah mengantarkan kita sehingga kita memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan, islam sangat mengahargai jerih apayah mereka maka sebagai murid adalah sebuah keharusan untuk menghormati mereka sebagaimana kita menghormati orang tua kita.

            Berikut ini adalah beberapa wujud menghormati guru yang harus kita laksanakan agara ilmu yang kita dapat bisa bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat.

1. Saat bertemu di sekolah ataupun di luar sekolah,menyampaikan senyum, salam, dan sapa;

2. Membantu menyiapkan persiapan pembelajaran di kelas,misalnya menghapus tulisan di papan tulis;

3. Memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran;

4. Apabila bertanya, disampaikan dengan cara yang santun;

5. Melaksanakan tugas pelajaran dengan sebaik-baiknya.

6. Bertutur kata dan bersikap sopan dan santun;

7. Menjalin silaturrahim yang baik dengan guru apalagi terhadap gur yang sudah tidak mengajar kita.

8. Mendoakannya semoga selalu diberi kesehatan,kemudahan, dan kesuksesan;

9.  melaksanakan amanah yang diberikan untuk menjadi anak yang shaleh dan shalehah

 

Semoga kita semua menjadi anak yang berbakti pada orang tua kita dan pada guru-guru kita sehingga kesuksesan dan keberkahan dapat kita raih asbab taat dan patuh pada mereka, Aamiiin

 

Sumber Referensi:

Tafsir Maudhu’i Jilid 2 , 2014, Kamil Pustaka

https://www.rri.co.id/iptek/509842/apa-itu-generasi-milenial-baby-boomers-gen-x-gen-z-dan-gen-alpha#

Buku Paket PAI kelas XI SMK, 2019, Kemenag RI

 

Kamis, 14 Maret 2024

Puasaku Totalitas, Ramadhanku Berkualitas dan Belajarku Tuntas

 

Puasaku Totalitas, Ramadhanku Berkualitas, Belajarku Tuntas

 

 



            Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Hal ini menunjukkan keselarasan yang seimbang dan bersinergi agar menghasilkan apa yang diharapkan. Begitupun manusia, jauh sebelum muncul adanya istilah gender,  Al-Qur’an sudah lebih dulu menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa siapapun manusia baik laki-laki maupun perempuan berhak untuk mendapat tempat yang mulia dan terbaik di sisi Allah SWT asalkan dirinya mau untuk sungguh-sungguh mencapainya. Oleh karena itu tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang konsens dengan pengkhususan kata yang merujuk pada laki-laki dan Perempuan misalnya; laki-laki yang baik, Perempuan yang baik, laki-laki yang beriman , Perempuan yang beriman dan masih banyak lagi sebutan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa betapa Allah tidak membeda-bedakan manusia berdasar jenis kelamin untuk bisa menjadi hamba Allah yang diridhai dan menjadi sosok yang mampu mengabdikan diri sepenuhnya hanya untuk Allah.

            Dalam Q.S. Al-Ahzab Allah SWT berfirman:

إِنَّ ٱلۡمُسۡلِمِينَ وَٱلۡمُسۡلِمَٰتِ وَٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ وَٱلۡقَٰنِتِينَ وَٱلۡقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلۡخَٰشِعِينَ وَٱلۡخَٰشِعَٰتِ وَٱلۡمُتَصَدِّقِينَ وَٱلۡمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلۡحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمۡ وَٱلۡحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمٗا

Artinya:”Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S. Al-Ahzab/33:35)

Pada ayat di atas dapat dijelaskan bahwa baik laki-laki maupun Perempuan jika ingin puasanya secara totalitas dilakukan semata Ikhlas karena Allah SWT, ramadhannya pun Bermakna serta proses belajar yang sedang ditempuh dapat diraih dengan tuntas, maka lakukanlah hal-hal berikut ini

1.    Menjadi muslim yang patuh dan tunduk kepada perintah-perintah Allah SWT baik laki-laki maupun Perempuan.

2.    Menjadi mukmin yang taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya baik laki-laki maupun Perempuan.

3.   Menjadi peribadi yang taat dalam beribadah kepada Allah SWT baik laki-laki maupun Perempuan.

4.    Menjadi orang yang  benar imannya juga benar dalam kata-kata dan perbuatannya baik laki-laki maupun Perempuan.

5.    Selalu sabar dalam menahan hawa nafsu, sabar terhadap musibah dan sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya baik laki-laki maupun Perempuan.

6.   Berusaha untuk selalu takut hanya kepada Allah dan bersikap rendah hati (tawadhu) terhadap sesama baik laki-laki maupun Perempuan.

7.    Bersedekah yang sunah maupun yang wajib (zakat) baik laki-laki maupun permpuan.

8.    Berpuasa baik yang wajib maupun yang sunah baik laki-laki maupun Perempuan.

9.  Menjaga kehormatan diri dari hal yang dapat merendahkannya seperti bergaul bebas bahkan melakukan hal yang mendekati zina dengan menutup aurat dan bergaul dengan orang-orang shaleh baik laki-laki maupun Perempuan.

10.  Banyak berdzikir kepada Allah dengan hati dan lisannya baik laki-laki maupun Perempuan.

    Maka barang siapa yang mampu melakukan 10 hal tersebut dengan Ikhlas, konsisten dan penuh tanggung jawab serta dilakukan semata-mata mengharap Ridha Allah SWT, maka Allah akan sediakan baginya (laki-laki maupun Perempuan) ampunan atas dosa-dosanya dan pahala yang besar yakni surga.

Wallahu’alam Bishawab

 

Sumber Referensi

Tafsir Muyassar, An-Naba

Tafsir Jalalain, Darussalam An-Nasyr At-Tauzi’