ARTIKEL
URGENSI PERAN ORANG TUA DAN
GURU DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER
PESERTA DIDIK
Disusun oleh:
Tati Rohayati, S.Ag
SMKN
2 Purwakarta Jawa Barat
Kata Pengantar
Puji syukur
kehadirat Allah Swt, kupersembahkan sebagai ungkapan kebahagiaan atas limpahan
nikmat dan karuniaNya yang tidak terhingga sehingga dapat menyusun makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salamNya semoga tetap tercurah kepada Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW beserta seluruh penerus risalahnya hingga akhir zaman.
Esensi dari Pendidikan
Karakter adalah terwujudnya perilaku yang mulia dalam konteks kehidupan
sehari-hari, baik sebagai pribadinya sendiri maupun sebagai manusia yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan karakter mutlak diperlukan karena
ia tidak muncul dengan sendirinya melainkan harus dibentuk, ditumbuhkembangkan
dan dibangun.
Pada makalah ini
akan dibahas bagaimana karakter itu tumbuh dan berkembang kearah yang lebih
baik melaui peran pendidikan dengan melibatkan bukan hanya sekedar peran serta
peserta didik,guru dan sekolah tetapi juga peran dari orang tua peserta didik
itu sendiri.
Dengan mengucapkan
ungkapan terimakasih yang tak terhingga, sehingga makalah ini selesai meski
jauh dari kesempurnaa. Tak lain dan tak bukan karena support yang luar biasa
dari Suami tercinta, Ananda kami yang sedang meniti jalan keshalihan, Kepala
Sekolah, Team Guru dan Tenaga Administrasi, para peserta didik inspirasi dan
generasiku dan semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini.
Hanya kepada Allah
jualah kami mohon pertolongan, agar kami dapat memberikan nuansa karakter yang
indah di setiap langkah. Akhir kata jika ada kesalahan dan kekurangan, saran
dan kritiknya sangat kami nantikan.
Purwakarta,
13 Februari 2018
Penyusun,
Tati
Rohayati, S.Ag
URGENSI PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER
PESERTA DIDK
Hal
KATA
PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR
ISI .................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah
....................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah
................................................................................................ 3
C. Tujuan
....................................................................................................................
3
D. Manfaat
.................................................................................................................
3
BAB
II KAJIAN TEORI
.......................................................................................................
4
BAB
III PEMBAHASAN
......................................................................................................11
BAB
IV KESIMPULAN
........................................................................................................
21
Daftar Pustaka
1
Urgensi Peran Orang Tua dan Guru dalam Mengembangkan
Pendidkan Karakter Peserta Didik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan
zaman yang semakin cepat, laju informasi yang semakin dahsyat memacu semua
lapisan masayarakat untuk berbenah mengadaptasi perubahan tersebut. Tak
terkecuali lembaga pendidikan sebagai stakeholder yang berperan penting dalam
pembinaan karakter anak bangsa yang dibinanya.
Setiap
generasi ada zamannya, rasanya tidak salah pepatah demikian untuk kita analisis
dan kita komparasi dengan zaman sepuluh,duapuluh tahun ke belakang, di mana
kondisinya sangat berbeda,akulturasi budaya yang masuk bisa dibendung
sedemikian rupa, rasa tabu masih terjaga, rasa hormat kepada orang tua dan guru
paling utama, menghargai sesama selalu terbina karena arus informasi masih
terbatas dan belum maju seperti sekarang ini. Kelekatan iman dan budaya ngaji
di suarau, mushala, masjid menjadi hal yang selalu menghiasi hari-hari anak
bangsa menjelang maghribnya. Tidak ada ceritanya ada anak yang tidak bisa
mengaji karena akan merasa malu dengan teman-temannya. Yang ada di benaknya
belajar di sekolah dan di Madrasah, mengaji di sekitar tempat tinggalnya serta
mengutamakan untuk membantu kedua orang tua nya,baik ke sawah,ke ladang atau
hanya sekedar membantu pekerjaan orang tua di rumahnhya. Bahkan yang menarik, dunia bermainnya sangat membuat
mereka bahagia dan di situlah interaksi sosial di antara teman-temannya
terjalin dengan sangat baik dan bermakna.
Kita
telusuri kebiasaan anak-anak kita sekarang, mereka sudah terkontaminasi arus
globalisasi yang tidak bisa dipungkiri berpengaruh besar terhadap perkembangan
karakter mereka. Pengaruh tontonan sinetron dan film di Televisi menghiasi
hari-hari tanpa kenal henti dan menjadi kebanggaan diri untuk diimitasi dalam
konteks kehidupan sehari-hari. Sangat cepat dan tidak kalah terbendung pengaruh
gadget yang menemani keseharian mereka
2
yang tanpa disadari merampas
konsentrasi mereka untuk menaruh perhatian lebih dibanding waktu belajar dan
bermainnya.
Belum lagi kasus – kasus yang marak
terjadi di kalangan para pelajar seperti pergaulan bebas yang merajalela,
terjerat Narkoba dan minuman oplosan, gank motor yang meresahkan, pakaian dan
gaya rambut ala kebarat-baratan dan sederet kasus lainnya yang tak kalah
menyedot perhatian berbagai kalangan adalah kasus pembunuhan oleh siswa
terhadap gurunya yang terjadi baru-baru ini.
Fenomena
di atas merupakan bagian gambaran dari kondisi yang menuntut kita selaku
pemegang kebijakan dalam pengasuhan dan pembimbingan anak agar melakukan suatu
tindakan yang dapat merubah pola dan mengarahkannya ke arah yang positif dan
membangun karakternya tanpa harus ketinggalan zaman.
Sudah
saatnya orang tua tidak lagi melimpahkan
tanggung jawab pengasuhan dan pembimbingan pendidikan anaknya kepada sekolah
sepenuhnya, tetapi mereka juga memiliki kesadaran penuh untuk membina,
membimbing dan mengarahkan anak-anaknya secara sinergis bersama pihak sekolah
dan lingkungannya.
Hubungan
yang harmonis antara orang tua dan guru mutlak dibutuhkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan karakter anak-anak dan harus dijaga serta dibina sebaik-baiknya.
Harapannya anak-anak kita tidak lagi menjadi pribadi yang tidak disiplin dengan
dirinya, acuh dan apatis dengan lingkungannya, tidak peka dan respon terhadap
lingkungan di sekitarnya. Anak-anak
dalam pengasuhan kita itu
ibarat sebuah pohon yang kita
rawat dan kita jaga agar tumbuh dan berkembang dengan sempurna, maka tugas kita
sepenuhnya untuk membentuk karakter mereka melalui kegiatan-kegiatan positif
dan kebiasaan –kebiasaan baik yang perlu dilestarikan.
Memang
berat tugas orang tua dan guru di zaman sekarang, karena jika tidak kalah cepat
dan sabar untuk berusaha membuat kondisi stabil dengan tantangan zaman yang
luar biasa, maka anak-anak kita hanya akan menjadi korban dari ketidak fahaman
dan ketidak sadaran mereka terhadap masa depannya. Faham sekulerisme,
hedonisme, konsumerisme nyaris mengambil peran yang tanpa kita duga dan kita
harapkan dengan mudah sudah merasuki gaya hidup mereka di tengah-tengah krisis
dan dekadensi moral. Prof.Mahfud MD
3
mengatakan, “Banyak anak didik
sekarang kurang menghormati orang tua dan guru. Ini tantangan bagi kita ke
depan. Sekarang ini perang proksi saling merusak mental generasi
bangsa”.(Pikiran Rakyat:5 Feb 2018 hal.6).
B. Rumusan Masalah
Dari
uraian di atas dapat diuraikan rumusan masalah pada makalah ini,sebagai
berikut:
1.
Bagaimana peran orang tua dalam mengembangkan pendidikan karakter
peserta didik?
2.
Bagaimana peran guru dalam mengembangkan pendidikan karakter
peserta didik?
3.
Upaya apa saja yang dapat
dilakukan oleh orang tua dan guru bagi perkembangan karakter peserta didik?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara
lain adalah:
1.
Menguraikan peran penting orang tua dalam pengembangan pendidikan
karakter bagai anak-anaknya.
2.
Menguraikan peran guru dalam pengembangan pendidikan karakter
peserta didik.
3.
Menjelaskan usaha –usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan
guru dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik.
4.
Makalah ini dibuat untuk referensi khasanah dunia pendidikan dalam
rangka pemenuhan syarat lomba Olimpyade Guru Nasional.
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi:
1.
Orang tua peserta didik sebagai mitra guru dalam mengembangkan
pendidikan karakter peserta didik.
2.
Guru sebagai agen pembelajaran pengembangan pendidikan karakter
peserta didik.
3.
Sekolah, sebagai lembaga yang berinteraksi langsung dengan
masayarakat disekitarnya.
4.
Masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikanpeserta
didik.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَالِجَهَنَّمَ كَثِيْرًامِنَ الْجِنّْ والِانْسِ، لَهُمْ قُلُوْبٌ
لّاَيَفْقَهُوْنَ بِهَا، وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّايُبْصِرُوْنَ بِهَا،وَلَهُمْ
اَذَانٌ َلَّاَ يَسْمَعُوْنَ بِهَا،اُولَئِكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ
اَضَلُّ، اُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُوْنَ (الاعراف:179) |
Artinya : “Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam dari kalangan
Jin dan Manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya
untukmemahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakanya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat
Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah” (Q.S: al-‘Araf (7): 179) 1)
Dari ayat di atas
dapat difahami bahwa anugerah inderawi yang telah diberikan kepada kita harus
mampu mengantarkan kita menjadi pribadi yang berkarakter dan bermakna. Karena
karakter inilah yang akan menentukan seseorang ada pada derajat luhur yang
mulia atau ada pada derajat yang rendah dan hina. Anugerah inderawi dalam hal
ini dimaksudkan dengan dimensi jasadi
dan karakter yang melekat di dalamnya dimaknai dimensi rohani. Baik dimensi
jasadi maupun dimensi rohani keduanya harus berfungsi secara seimbang agar
dapat mewujudkan manusia yang berkarakter mulia.
5
Menurut M.Quraisy
Shihab, manusia dituntut untuk mengembangkan dimensi rohaninya karena akan
melahirkan tiga daya: daya nalar, daya kalbu dan daya hidup. Dengan mengasah
daya nalar akan melahirkan kemampuan ilmiyah, dengan mengasah daya kalbu akan
melahirkan antara lain iman dan moral yang terpuji dan dengan menempa daya
hidup tercipta semangat menanggulangi setiap tantangan yang dihadapi.2)
Karakter menurut
para ahli, sebagaimana dikutip oleh Soemarsono, adalah kumpulan tata nilai yang
mewujud dalam suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran,
sikap dan perilaku yang akan ditampilkan secara mantap, karakter merupakan
aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari luar
yang menjadi bagian kepribadian seseorang melalui pendidikan,
pengalaman,percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan yang menjadi niali
instrinsik yang melandasi sikap dan perilaku (Tafsir Al-Qur’an Tematik ,2014
:81)
Sebagaimana kita
ketahui bahwa pembentukan karakter dan watak atau kepribadaian sangatlah
penting dalam upaya mewujudkan sebuah bangsa yang maju dan bermartabat. Sarana
yang paling krusial dan strategis untuk mewujudkan harapan tersebut adalah
melalui pendidikan. Pendidkan yang bukan hanya sekedar transfer ilmu
pengetahuan, tetapi juga pendidikan karakter yang berbasis pada penanaman
moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain-lain.
Pendidikan karakter atau budi pekerti adalah
landasan utama pendidikan yang harus diberikan kepada peserta didik sebagai
generasi muda tulang punggung masa depan bangsa, untuk melahirkan generasi yang
berkarakter, berbudi pekerti luhur, bermoral dan bermental kuat. Hanya bangsa
yang memiliki karakter demikian diharapkan menjadi bangsa yang sehat mental dan
moralitasnya. Dengan kata lain, pendidikan diharapkan dapat menghasilkan
manusia, yang tidak saja menguasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga
dilandasi oleh iman dan taqwa, berbudi pekerti luhur, cinta tanah air, toleran
dengan pluralitas dan keaneka-ragaman bangsa serta keaneka ragaman budaya
dunia.
Pendidikan karakter
sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema
gerakan pendidikan karakter ini belum terasa sampai sekarang. Karena itu,
pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat kembali menjadi gerakan
nasional
6
pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dalam lembaga pendidikan.
Tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter adalah menanamkan
nilai-nilai pembentukan karakter bangsa ke secara masif dan efektif melalui
lembaga pendidikan dengan prioritas nilai-nilai tertentu yang akan menjadi
fokus pembelajaran, pemahaman, pengertian, dan praktik, sehingga pendidikan
karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
Seperti kita ketahui bahwa Pemerintah dalam hal ini Diknas mencanangkan pendidikan karakter yang menghimpun
18 karakter yang harus dikembangkan, yaitu
1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
dan didengar.
7
10. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya
11. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa.
Dari
ke 18 nilai karakter tersebut antara satu dengan yang lain merupakan konstruksi
yang harus saling menguatkan, jika rapuh salah satunya maka rapuhlah seluruh
nya terlebih pada akhirnya bermuara pada satu kekuatan karakter yang sangat
vital bagi kehidupan manusia yaitu karakter religious. Oleh karena itu
pendidikan karakter pengembangannya dimulai dari karakter keagamaan dengan
strategi pembelajaran nya melalui:
1. Keteladanan.
Keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa
anak, dan orang yang paling banyak diikuti oleh anak adalah orang tuanya.
Mereka pula lah yang paling
8
utama dan pertama akan diimitasi sejak kecil hingga
dewasa.orang tua dituntut agar menjalankan perintah Allah dan sunnah RasulNya
menyangkut perilaku dan perbuatan.karena anaka akan melihat setiap
waktu.kemampuan untuk meniru secara sadar atau tidak sangat besar, tidak
seperti yang kita duga.
2. Memilih waktu yang tepat untuk
menasihati
Memberi nasihat pada anak sangat besar pengaruhnya.
Orang tua harus mampu memilih kapan waktu yang tepat agar hati anak dapat menerima
dan terkesan dengan nasihatnya. Dengan demikian beban pendidikan akan semakin
berkurang hasil pendidikan pun dapat dicapai secara maksimal.
3. Bersikap adil dan tidak pilih kasih
Ketidakadilan dan pilih kasih akan berakibat buruk
bagi anak-anak. Timbul rasa kecemburuan dan kedengkian dalam jiwa anak karena
merasa dirinya disisihkan.
4. Memenuhi hak-hak anak
Anaka yang dipenuhi hak-haknya akan memiliki sikap
positif terhadap kehidupan. Ia akan belajar bahwa dalam hidup ia harus bersikap
saling memberi dan menerima. Sekaligus melatih dirinya agar tunduk apada
kebenaran. Keteladana yang baik dan sikapadail terhadap anak yang bersedia
menerima kebenaran akan membuat dirinya terbuak. Bahkan ia akan mampu
mengaktualisasikan jati dirinya dan berani menuntut hak –haknya. jika tidak,
potensinya akan terberangus danterpadamkan.
5. Mendoakan anak
Do’a adalah rukun utama yang harus diamalkan oleh
orang tua. Memilih waktu-waktu yang tepat (mustajab)dalam do’a juga perlu.
Kekuatan do’a inipula lah yang akan menghangatkan dan menguatkan cinta orang
tua terhadap anaknya. Demi kebaikan anak-anaknya orang tua harus mampu berdo’a
dengan sungguh-sungguh memohon kepada Allah Swt dengan penuh harap untuk
kebaikan anak-nakanya. Sebaliknya orangtua tidak boleh mengeluarkan kalimat
buruk bagi anaknya karena akan jadi
bumerang pada akhirnya.
6. Memberikan hadiah
Sebagai wujud penghargaan terhadapanaknya ada baiknya
orang tua memberika sesuatu yang bermkna dan berharga buat anak-anaknya agar
anak dibuat senang merasa dihargai dan dikasihi.
7. Membantu anak agar berbakti dan taat
9
Orang tua juga harus bersikap kondusif dan kooperatif
untuk mempersiapkan anaknya menjadi putra putri yang berbakti kepada orang tua dan taat kepada
Allah dan RasulNya.
8. Tidak banyak mencela dan mencaci
Dengan kata lain sebagai orang tua haruslah
banyak-banyak menghargai jerih payah anaknya meski mereka berbuat kesalahan,
justru sebaliknya harus memberi reward dan pujian atas prestasi dan hasil kerja
yang dilakukan meski tidak sempurna dengan apa yang diharapkan paling tidak
mereka akan menghargai sebuah proses.
(Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid,2004:57)
Dengan
demikian amatlah besar posisi orang tua bagi anak-anaknya, tak terkecuali
dengan guru sebagai orang tua kedua setelah orang tuanya di rumah. Dalam
penguatan pendidikan karakter ini, peran guru sangat penting dan sentral bagi
anak didiknya. Adab antara Anak didik (murid) sangatlah penting mempengaruhi
terjalinnya komunikasi efektif dalam pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
bagi guru kaitannya dengan tugasnya sebagai pendidik:
1. Harus memiliki belas kasih terhadap
muridnya
2. Meneladani Rasulullah saw dengan niat
mengajar semata-mata karena Allah Swt
3. Tidak meninggalkan nasihat kepada
muridnya sama sekali.
Karena anak itu dalam posisi labil dan masa
pertumbuhan maka nasihat ini sangat perlu dan berguna bagi kelangsungan
hidupnya.
4. Mencegah murid dari akhlak tercela.
Artinya bahwa
seorang guru harus mampumengarahkan dan memberi teladan kepada anak didiknya
agar memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlak yang mulia.
5. Guru harus memberikan motivasi kepada
pelajaran lain yang diajarkan oleh guru lainnya.
Hal ini agar anak didiknya menghargai semua guru yang
mengajar di kelasnya.
6. Memahami tingkat kecerdasan dan karakter
belajar anak didiknya.
Termasuk dalam hal ini adalah memahami gaya belajar
muridnya agar ia bersikap terbuka dan tidak terkungkung oleh standar yang
mengeneralisir murid secara keseluruhan, hal ini tentunya sangat tidak adil.
7. Memilih metode belajar yang sesuai
karakteristik anak didiknya.
10
8. Guru mengamalkan ilmu yang dimilikinya
terutama yang menyangkut keteladanan.
(Said Hawa, 1999: 15)
11
BAB III
PEMBAHASAN
Penguatan
Pendidikan Karakter yang sedang diwacanakan tidak akan terwujud jika tidak
melibatkan berbagai pihak yang ikut andil dalam pengembangan pendidikan. Di
antara pihak tersebut siswa atau peserta didik yang sekaligus sebagai pelaku
sentral yang akan menerima dampak langsung pendidikan, setelah itu guru sebagai
agen pembelajaran dan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik di
lapangan, orang tua sebagai partner guru dalam bekerjasama mewujudkan
pendidikan yang baik bagi para putra putrinya. Selanjutnya lingkungan, baik
lingkungan sekolah tempat peserta didik belajar maupun lingkungan masyarakat di
mana peserta didik tinggal dan hidup di lingkungan sosial.
Dari
pembahasan pada artikel ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
A. Bagaimana Peran orang tua dalam mengembangkan pendidikan
karakter peserta didik?
Peran
orang tua sangatlah menentukan dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta
didik, karena mereka adalah orang yang pertama mereka kenal dan yang paling
intens berinteraksi di lingkungan sosialnya serta merasakan betul sentuhan
fisik maupun psikis sejak kecil hingga mereka besar.
Dari
sekian banyaknya peran yang orang tua harus lakukan terhadap anaknya dalam hal
ini peserta didik, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Orang tua harus memberikan keteladanan
yang baik bagi anak-anaknya.
Keteladanan yang ditampilkan yang dapat melekat dan
dimitasi langsung oleh anak. Pembiasaan yang baik yang dilakukan di rumah oleh
orang tuanya akan sangat bermakna bagi anak-anaknya kemanapun mereka
mengembara.
2. Kerjasama yang baik dengan guru
Jalin kerjasama dan komunikasi yang efektif dengan
guru dan pihak sekolah, karena adalah agian dari kunci keberhasilan pendidikan
anak yang berkarakter.
12
Orang tua harus bermitra dengan guru bagi
anak-anaknya, karena jalinan emosional yang baik akan berdampak signifikan terhadap
keberhasilan belajar siswa/peserta didik.
3. Tanamkan oleh orang tua bahwa sekolah
adalah rumah kedua bagi anak-anaknya.
Sebagaimana fungsi rumah, maka sekolah harus mampu
memberikan kenyamanan bagi anak-anaknya. Sekolah buka saja sekedar tempat untuk
belajar hal-hal yang sifatnya akademik semata akan tetapi harus mampu
menciptakan suasana nyaman dan aman serta laboratorium kehidupan yang di
dalamnya anak dapat mengemangkan minat bakat dan menumbuh kemangkan karakternya
ke arahyang lebih baik lagi.
4. Ciptakan zona nyaman di kelas
Kendati kelas merupakan komunitas kecil di sekolah,
tetapi kelas inilah yang merupakan ajang untuk mengembangkan seluruh potensi
peserta didik termasuk pengembangan pendidikan karakter nya. Dari kelas peserta
didik belajar untuk berorganisasi, dari kelas peserta didik belajar makna bermasyarakat saling memahami
karakter masing-masing, dan melalui kelas juga peserta didik dapat berbaur
dengan orang tua temannya ketika mereka saling bermain ke rumahnya. Anak yang
tidak nyaman berada di kelas ujung-ujungnya akan menjadi perhatian orang tua
nya di rumah, maka orang tua jangan bosan untuk menasihati anak-anaknya agar
kelas harus dibuat semenarik mungkin baik lingkungan fisiknya maupun lingkungan
non fisiknya.
5. Orang tua harus memiliki perhatian penuh
Reward yang dierikan orang tua kepada anaknya, akan
berbuah manis dan membuat senang bagi anak-anaknya, meski tidak seberapa tetapi
akan sangat menyentuh pada jiwanya. Sebagai contoh jika di sekolah anak sudah
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan teman-temannya contoh sudah
berhasil membantu gurunya merapikan tempat kerjanya atau mendapatkan hasil
ulangan yang bagus, maka orang tua jangansegan untuk memberikan apresiasi agara
keberadaan anak merasa dihargai.
6. Orang tua harus selalu memberikan
nasihat baik bagi anaknya
Nasihat itu mencerahkan, nasihat yang keluar dari jiwa
yang tulus akan membekas pada karakter anak secara keseluruhan, bagaimana tidak
ibarat sebuah tanaman maka harus sering disiram dan di pelihara agar tumbuh subur
dan sempurna, maka demikian
13
juga lah dengan manusia, semakin ia diberi nasihat dan
pencerahan maka semakain ia dipupuk untuk tetap bertahan dan terus maju ke
depan menghiasi dirinya dengan karakter-karakter yang positif.
7. Orang tua harus mendo’akan anak-anaknya.
Do’a orang tua terhadap anaknya laksana do’a Nabi pada
umatnya artinya dari segi ijabah dan pengabulan. Maka jika orang tua ingin
membentuk karakter anaknya yang baik, memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlaq
yang mulia maka orang tua tidak cukup menggapainya lewat usaha lahir saja namun
juga perlu usaha bathin berupa do’a bagi anak-anaknya.
8. Orang tua harus terlibat langsung
membantu keberlangsungan pendidikan anaknya.
Orang tua yang cenderung apatis dan tidak peduli terhadap
perkembangan belajar anaknya, akan merasakan akibat buruk adari sikap belajar
putra putrinya, bagaimana tidak anak yang dibiarkan dalam kesendirian
mengarungi suatu perjuangan panjang bernama pendidikan tentu akan sangat
kebingungan jika tidak kita arahkan.
9. Orang tua harus mendukung dengan
lingkungan sekolah
Orang tua yang bijak pastilah dia faham betapa
bernilainya sebuah pendidikan bagi anak-anaknya, karena anaknya yang ia
titipkan di sekolah dibekali ilmu pengetahuan juga diasah minat dan bakatnya
serta dikembangkan karakternya sesuai tuntutan kurikulum dan perubahan
pendidikan yang berkesinambungan.
Dari uraian diatas, maka betapa besar peran orang tua
dalam pengembangan pendidikan karakter anak-anaknya.
B.
Bagaiman peran guru dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik?
Guru sebagai agen pembelajaran
memiliki peran yang sangat vital bagi kelangsungan pendidikan di sekolah
khususnya dan di negara ini pada umumnya. Guru merupakan ujung tombak
keberhasilan pendidikan secara umum karena di tangan guru lah digenggamnya masa
depan peserta didik yang menjadi binaannya. Guru harus tampil paling depan dan
paling percaya diri dalam menjalankan tuga s mulianya mengajar dan mentransfer
nilai-nilai positif terhadap murid-muridnya. Guru harus menjadi sumber
keteladanan bagi lingkungan nya menjadi inspirator bagi peserta didiknya,
menjadi penggerak bagi kelasnya dan menjadi pemimpin bagi pribadi dan
masyarakatnya. Guru hadir sebagai sosok yang patut ditiru karena kepiawaian
kinerja dan inegritasnya, karena keluhuran
akhlak dan perilakunya. Tapi guru bukan satu-satu nya sumber belajar
bagi peserta didiknya.
14
Dari uraian di atas, maka peran guru
dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut:
1. Guru sebagai agen pembelajaran
Secara akademik guru bertugas untuk mentransfer ilmu
yang dimilikinya kepada seluruh peserta didiknya, tanpa memandang perbedaan dan
tingkat kecerdasan peserta didiknya. Guru merupakan bagian dari sumber belajar
yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan pendididikan peserta didiknya.
2. Guru sebagai mitra orang tua siswa
Bagaimanapun posisi orang tua adalah diperlukan bagi
anaknya untuk kelangsungan belajar putra putrinya.
Guru yang baik akan selalu sadar bahwa dirinya tidak
mungkin mampu untuk membina peseta didiknya sendirian.perlu dukungan berbagai
pihak agar anaknya dapat berkembang karakternya dalam menempuh masa
pendidikannya.
3. Guru sebagai pengayom; harus bersabar
menghadapi peserta didiknya
Salah satu kunci keberhasilan pendidikan karena ada
sosok guru yang penyabar. Tidak sedikit karena kesabaran dan kegigihan guru,
peserta didikdapat melewati masa-masa krisisnya dalam belajar dengan
baik,alhasil peserta didik merasa benar-benar dituntun ke arah yang lebih baik
bagi masa depannya.
4. Guru sebagai penasihat ;harus selalu memberikan
nasihat baik bagi anaknya
Seperti halnya orang tua, guru juga harus selalu
memberikan nasihat terbaik bagi anak-anaknya. Nasihat itu mencerahkan, nasihat
yang keluar dari jiwa yang tulus akan membekas pada karakter anak secara
keseluruhan, bagaimana tidak ibarat sebuah tanaman maka harus sering disiram
dan di pelihara agar tumbuh subur dan sempurna, maka demikina juga lah dengan
manusia, semakin ia diberi nasihat dan pencerahan maka semakain ia dipupuk
untuk tetap bertahan dan terus maju ke depan menghiasi dirinya dengan
karakter-karakter yang positif.
5. Guru seagai penasihat spiritual; harus
mendo’akan peserta didiknya.
Sebagaimana Do’a orang tua terhadap anaknya laksana
do’a Nabi pada umatnya artinya dari segi ijabah dan pengabulan. Maka demikian
juga dengan guru, jika guru ingin
membentuk karakter anak didiknya yang baik, memiliki budi pekerti yang luhur
dan akhlaq yang mulia maka orang tua tidak cukup menggapainya lewat usaha lahir
saja namun juga perlu usaha bathin berupa do’a bagi anak-anaknya.
15
6. Guru sebagai sosok solutif; harus terlibat langsung membantu
keberlangsungan pendidikan anaknya.
guru yang cenderung apatis dan tidak peduli terhadap
perkembangan belajar anaknya, akan merasakan akibat buruk adari sikap belajar
peserta didkinya, bagaimana tidak anak yang dibiarkan dalam kesendirian
mengarungi suatu perjuangan panjang bernama pendidikan tentu akan sangat
kebingungan jika tidak kita arahkan.
7. Guru sebagai motivator; harus mendukung
terhadap lingkungan sekolah
guru yang bijak pastilah dia faham betapa bernilainya
sebuah pendidikan bagi peserta didiknya, karena anaknya yang ia bina di sekolah
selain dibekali ilmu pengetahuan juga diasah minat dan bakatnya serta
dikembangkan karakternya sesuai tuntutan kurikulum dan perubahan pendidikan
yang berkesinambungan.
8. Guru sebagai supporter;harus mampu
menciptakan suasan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan
Ketika peserta didik merasakan kenyamanan dalam
belajarnya dan terdorong untuk terus semangat menghadapi tuntutan pelajaran, di
sinilah peran guru harus mampu untuk menjadi supporter pertama bagi
kenberhasilan belajara peserta didiknya. Jika kondisi belajar sudah tidak
menyenangkan tidak menutup kemungkinan
guru dan peserta didik yang hadir hanya jasad tanpa jiwa, hampa danpembelajaranpuntidak
bermakna. Lingkungan belajar yang kondusif, guru dan peserta didik yang
terlibat suasana hatinya tenang, nyaman akan melahirkan indikator keberhasilan
yang signifikan
Kondisi belajar mengajar yang baik salah satu
indikatornya adalah di mana guru pandai mengolah informasi dan memilah
komposisi model pembelajaran yang diberikan kepada peserta didiknyasesuai
dengan kondisi dan perkembangan peserta didik serta sesuai dengan tingkat
kemampuan berfikir peserta didik. Hal ini berguna agar model pembelajaran yang
diterapkan dapat bermakna dan memiliki nilai guna.
Dalam hal pengembangan pendidikan karakternya, maka
guru dapat memberikan penialain kepribadian dengan mengukurnya melalui berbagai
hal, salah satunya melalui penialain
diri contohnya.
Seperti pada contoh berikutini:
16
PENILAIAN DIRI
Mata Pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti
Nama :
Kelas
/ Semester :
Tahun
Pelajaran :
Tema : Aku Selalu Dekat dengan Allah Swt
Refleksi
Beri
tanda checklist (Ö) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi
pernyataan-pernyataan yang tersedia !
NO. |
Pernyataan |
Kebiasaan |
|||
Selalu |
Sering |
Jarang |
Tidak
Pernah |
||
Skor
4 |
Skor
3 |
Skor
2 |
Skor
1 |
||
1. |
Saya tidak ingin membuat onar di sekolah
dan di masyarakat. |
|
|
|
|
2. |
Saya ingin memaafkan teman yang
menyakiti hati saya. |
|
|
|
|
3. |
Bila melihat orang yang membutuhkan
pertolongan, saya berkeinginan untuk memberikan pertolongan. |
|
|
|
|
4. |
Saya berkeinginan untuk memberi nasihat,
mengajak, dan mempelopori teman-teman untuk beribadah dan berbuat kebajikan. |
|
|
|
|
5. |
Saya berusaha tidak mengeluh saat
mendapat musibah/cobaan. |
|
|
|
|
6. |
Saya sangat takut ketia mengingat
kematian. |
|
|
|
|
7. |
Saya bersungguh-sungguh saat diberi
tugas. |
|
|
|
|
8. |
Memberikan solusi kepada teman yang
mendapat masalah. |
|
|
|
|
9. |
Saya berusaha meningkatkan amal baik
agar catatan amal baik saya terus bertambah. |
|
|
|
|
10. |
Mudah memaafkan kesalahan teman/orang
lain. |
|
|
|
|
Atau melalui jurnal kegiatan yang menuntut kebiasaan
yang dapat dilakukan peserta didik, contohnya melalui uji coba pembiasaan
menutup aurat, membantu orang tua, disiplin dengan komitmen waktu yang
dimilikinya dan masih banyak lagi kegiatan yang mengarah pada pembentukan
karakter peserta didik. Kegiatan ini bisa diberikan dalam kurun waktu tiga hari
atau berapa hari tergantung kebutuhan namun harus terukur,agar kegiatan ini
dapat terkontrol kita perlu bantuan kerjasama dari orang tua. Berikut Contoh
jurnal yang dimaksud seperti pada penerapan tugas materi dengan tema Berbusana
Muslim dan Muslimah Merupakan Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri
JURNAL
KEGIATAN TUGAS MANDIRI |
|||
BERBUSANA
MUSLIM SESUAI TUNTUTAN SYARIAT ISLAM |
|||
NAMA : |
|||
KELAS : |
|||
NO |
HARI /
TANGGAL |
URAIAN
KEGIATAN |
PARAF ORANG
TUA/WALI |
1 |
|
|
|
2 |
|
|
|
3 |
|
|
|
4 |
|
|
|
5 |
|
|
|
6 |
|
|
|
7 |
|
|
|
8 |
|
|
|
9 |
|
|
|
10 |
|
|
|
11 |
|
|
|
Contoh lain melalui penilaian kegiatan amaliyah harian
peserta didik seperti kegiatan shalatnya, belajar mandiri, kegiatan literasinya
dan sebagainya:
C. Upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh orang tua
dan guru bagi perkembangan karakter peserta didik?
Banyak
cara menuju Roma, pepatah lawas yang bisa kita jadikan salah satu rujukan dalam
mencari solusi terhadap suatu permasalahan yang terjadi. Dalam kaitannya dengan
Penguatan Pendidkan Karakter, agar dapat terealisasi dengan baik dan berjalan
sesuai dengan harapan di mana peserta didik dapat mengembangkan seluruh
potensinya dan lulusannya dapat meraih nilai serta hasil yang memuaskan, maka
banyak upaya yang harus dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran;
diantaranya:
1.
Menyisipkan pendidikan karakter ini dalam pelaksanaankegiatan
pembelajaran di kelas, ambilcontoh saja yang paling mudah, sebelum memulai
pembelajaran guru harus selalu mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai
kebersihan di kelas, maka hanya dengan instruksi “silahkan yang melihat sampah
di sekitar tempat duduknya, pungut lalu simpan ke tempat sampah” jika setiap
kali pertemuan hal ini dilakukan, maka budaya ersih akan menjadi karakter bagi
peserta didik ke depannya. Mentalmereka akan terbentuk betapa pentingnya
karakter kesadaran terhadap kebersihan.
Atau setiap pembelajaran harus selalu mengawalinyanya dengan
19
memanjatkan do’a kendati buka pada jam pertama
pembelajaran dan guru jangan segan-segan untuk mengucapkan terimakasih atas
perhatian yang diberikan, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang dapat
dilakukan yang terlihat sederhana namun mengandung makna yang sangat luar biasa
bagi pembentukan karakter siswa.
2.
Orang tua dan guru sebaiknya melakukan koordinasi dan komunikasi
yang searah dan bersifat kontrolling dalam memantau perkembangan belajar dan
kegiatan hariannya melalui buku penghubung (mutaba’ah) contohnya, hal ini
dimaksudkan untuk membangun hubungan yang baik dan harmonis antara orang tua
dan guru dalam membimbing anak didiknya. Buku penghubung ini berisikan bukan
hanya kegiatan belajarnya saja namun harus lebih menekankan Character Building
peserta didik,semisal jadwal shalatnya, kegiatan membantu orang tuanya, serta
kegiatan lain yang mengarah pada pembentukan karakter siswa.
3.
Pihak sekolah harus mampu bersinergis dengan orang tua dan guru
dalam rangka mewujudkan pendidkan karakter di sekolah. Bagaimanapun kebijakan
yang dikeluarkan sekolah akan berpengaruh besar terhadap kondisi sekolah dan
peserta didik seluruhnya.
Lingkungan yang tertata dan terbiasa dengan penerapan penguatan
pendidikan karakter akan melahirkan kenbiasaan yang baik, karena pembentukan
karakter/kepribadian peserta didik itu leih banyak dibentuk oleh kebiasaan yang
dilakukan.contoh kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pesantren, kalau kita
telaah keberhasilan pendidikan di pesantren lebih mudah dan lebih berhasil
dalam hal pengembangan pendidikan karakter para peserta didik nya tidak lain
karena di pesantren lebih mengarah pada pembiasaan yang dilakukan secara
konsisten, berkesinambungan dan bersama-sama. Maka sekolah, sebagai stake
holder pendidikan yang ada di masyarakat paling tidak dapat mengadopsi
pembiasaan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan pesantren, salah satu contoh,
pesantren mengajarkan kedisiplinan shalat berjamaahlima waktu, maka kenapa
tidak hal ini bisa diakukan juga di sekolah bagi peserta didik yang muslim
dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh kepala sekolah danseluruh komponennya
harus mendukung, pasti akan berhasil. Karena logikanya masa ya orang yang
melakukan dan menjalankan perintah Tuhannya tidak berdampak dan berpengaruh
terhadap karakter agamanya. Atau contoh lain melaui budaya senyum salam sapa
dapat dikembangkan disekolah dengan
20
dukungan berbagai unsur yang ada di sekolah, menciptakan religious
cultur di sekolah juga tidak menutup kemungkinan menjadi solusi untuk
mengembangkan pendidikan karakter anak di sekolah.
Kegiatan literasi melalui pendampingan oleh tim literasi agar
literasi bukan hanya sekedar membentuk karakter literat tetapi juga sebagai
wahana untuk mengembangkan penguatan pendidikan karakter keseluruhan; di mana
peserta didik diharapkan mampu menyerap akses literasi secara luas dan global
dan mengkreasinya agar menjadi nilai ekonomi dan nilai jual yang tinggi.
Kegiatan pembelajaran dengan menyisipkan lantunan lagu-lagu
nasional juga bisa jadi sebagai upaya untuk menumbuhkan karakter keangsaan
terhadap peserta didik kita.
Penguatan tafsiran pancasila sebagai falsafah bangsa juga bisa
disisipkan dalam kegiatan- kegiatan di sekolah contohnya dalam kegiatan Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa, atau kegiatan Mabit (Malam bina iman dan taqwa) dan
dalam kegiatan lainnya yang tujuannya agar karakter cinta tanah air dan bangsa
betul-betul melekat dan dapat menjadi karakter bagi peserta didik kita.
Dan masih banyak lagi uapaya –upaya lain yang dapat dilakukan dalam
rangka penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik kita semua.
21
BAB IV
KESIMPULAN
Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah dapat dikembangkan di antara nya melalui
optimalisasi kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pembiasaan yang dilakukan
oleh peserta didik kita, termasuk pemahaman mendalam tentang urgensi peran
orang tua dan guru dalam mewujudkan pendidikan karakter secara keseluruhan.
Pada kesimpulan dari artikel ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran orang tua dalam pendidikan
karakter ini mutlak sangat diperlukan, karena orang tua merupakan guru utama
dan pertama bagi siswa. Sama seperti halnya guru, orang tua juga harus mampu
menjadi motivator, supporter, kreator dan tak kalah penting adalah perannya
sebagai penasihat bagai anak-anaknya. Orang tua melaui usaha dan do’a yang
dilakukan harus mampu bersinergi dengan pihak guru dan sekolah dalam mewujudkan
pendidikan anak-anaknya.
2. Peran Guru dalam pendidikan merupakan
ujung tombak keberhasilan pendidikan pada umumnya, guru yang mampu memotivasi
dan memberi dukungan penuh serta memberikan keteladanan yang baik bagi peserta
didiknya akan menginspirasi dan memberikan kesan mendalam kepada peserta didik
untuk membentuk karakternya.
3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar
penguatan pendidkan karakter ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan
hasil yang signifikan dengan harapan semua pemangku kepentingan pada dunia
pendidikan, di antaranya harus terjalinnya suasana yang nyaman dan penerapan
character building disekolah dengan melibatkan semua komponen yang ada,
integrasi pendidikan karakter itu sendiri dalam proses pembelajaran serta
adanya kerjasamayang sinergis antara orang tua peserta didik, guru dan pihak
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Adul Hafidh Suwaid, Muhamad, Cara Nabi Mendidik Anak, Al-Itishom
Cahaya Umat,2004
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,Tafsir Al-Qur’an Tematik,Kamil
Pustaka,2014
Mushaf Al-Burhan Edisi Wanita, al-Qur’an, C.V. Media Fitrah
Raani,2009
Pikiran Rakyat, 5 Feruarai 2018, hal.6
Rafiq shalih Tamhid,Aunur,Mensucikan Jiwa,Rabbani Press,1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar