Senin, 11 Oktober 2021

PPKM di Tengah Covid -19

 

Nama          : Tati Rohayati, S.Ag

Tema          : PPKM di Tengah Covid-19

Subtema      : Pembelajaran Tatap Muka (PTM)                 

Aspek          : Akhlaq

KD              : Jujur, Kerja Keras dan Tanggung Jawab

 




INI HAL YANG WAJIB DIHINDARI DALAM PTM

Purwakarta- Satu tahun lebih pola pembelajaran berubah dari pola sebelumnya yang tak diduga dan tak disangka akibat munculnya pandemi. Banyak hal yang perlu dibenahi dalam skala kecil maupun besar terkait pembelajaran yang diterapkan. Dalam hal ini stakeholder pendidikan dituntut dan dipaksa untuk merancang model pembelajaran yang dapat diserap oleh peserta didik kendati tak seorang pun pernah mempelajari pola pembelajaran masa pandemi seperti ini sama sekali.

Tuntutan kondisi semua harus bisa teratasi dan terlewati. Para praktisi  pendidikan berjibaku dalam membuat rancangan pembelajaran yang harus tetap dilakukan, learning Loss harus diantisipasi karena bisa jadi pola pembelajaran yang diberlakukan selama ini secara daring membuka peluang untuk itu.

Bukanlah suatu hal yang sia-sia kemunculan covid -19 ini tentu banyak mengandung hikmah, sebut saja penyelenggaraan UN yang semula sangat sulit untuk dirombak bahkan upaya untuk ditiadakan dalam agenda kelulusan peserta didik, akhirnya terpatahkan dengan adanya covid ini.

Banyak hal yang harus dibenahi agar pembelajaran yang selama kurun waktu satu setengah tahun dilalui dengan sistem daring (online) tetap berjalan dan bisa mengadaptasi kembali pada kegiatan pembelajaran tatap muka nantinya. Secara psikis banyak pihak yang merindukan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) karena semua pihak sudah mengalami kejenuhan dengan sistem daring seperti ini, sebab jika dibandingkan maka tentu pembelajaran tatap muka akan lebih unggul, namun ada baiknya perlu diperhatikan karena ada beberapa hal yang harus dihindari dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, antara lain:

  1. Terlalu memaksakan materi tersampaikan dengan cepat, padahal pemberian motivasi dan hal-hal yang dapat membina karakternya itu jauh lebih penting. Mereka para peserta didik perlu adaptasi dengan pola kegiatan pembelajaran yang baru berupa PTM ini.
  2. Memberi tugas jika guru tak bisa hadir, sebaiknya tunjuk tutor sebaya yang bisa menggantikan, upayakan guru yang memiliki jadwal semaksimal mungkin harus hadir agar keberadaan makna PTM dapat dirasakan dan waktu yang sangat mahal untuk pembelajaran secara offline bisa optimal.
  3. Belajar tanpa jeda artinya dengan memadatkan materi karena anak bisa mengalami kejenuhan. Lakukan ice breaking di sela-sela pembelajaran agar peserta didik tak bosan.
  4. Memberikan tugas yang banyak untuk dikerjakan di rumah, untuk melatih agar pikirannya fresh dan terbebas dari pressing saat belajar.
  5. Abai komunikasi menanyakan kabar mereka di saat memulai PTM atau tak menyentuh pemberian edukasi tentang PTM di masa pandemi di mana prokes harus selalu diperhatikan.

Demikian di antara hal-hal yang harus dihindari agar PTM berjalan dengan baik sebagaimana yang kita harapkan. Apapun dan bagaimanapun kondisi PTM, di tangan kitalah para guru sebagai agen pembelajaran terdepan yang akan menentukan. karena gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik dan gurulah yang menemukan kendala dan capaian atas kegiatan PTM ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Guruku Selalu di Hatiku

 

PUISI

Aspek                   : Akhlak

Tema                     : Aku dan Sekolah

Subtema               : Guru

Judul                     : Guruku Selalu Di hatiku

Nama                    : Tati Rohayati, S.Ag

Unit Kerja            : SMKN 2 Purwakarta

 

               

Sesungging senyum itu masih melambai di pelupuk mata

Seolah menyimpan asa kerinduan yang teramat dalam

Bahwa asa yang terpatri di kedalaman jiwa berkata

Kamu harus  jadi pemantik diri untuk meraih cita yang terpendam

                Berlari menggapainya bersama temaramnya rembulan di malam purnama

                Mengukirnya Bersama Pelangi yang selalu tersenyum ramah nan indah

                Yakin, langkahmu kan selalu ada bak Mentari yang selalu menyapa

                Teruslah berjalan seperti air yang mengalir tanpa diterpa gundah

Kata bijak itu selalu terngiang di telinga

Mengabarkan pada diri untuk tetap semangat membara

Mengukir prestasi dan karya di masa muda

Agar hidup dapat berguna bagi nusa, bangsa dan agama

                Guruku, kini kau sudah berada di alam keabadian

                Namun nasihat dan petuahmu kan tetap menjadi pegangan

                Sebab bagiku, guruku harus selalu di hati

                Mewarnai hari-hari membersamai diri di setiap kondisi

 

 

 

 

 

Minggu, 10 Oktober 2021

URGENSI PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

 

 

   

    



 

ARTIKEL

URGENSI PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER

PESERTA DIDIK

 


 

 

 

Disusun oleh:

 

Tati Rohayati, S.Ag

SMKN 2 Purwakarta Jawa Barat

 

 

  

 

 

 




 

Kata Pengantar

 

            Puji syukur kehadirat Allah Swt, kupersembahkan sebagai ungkapan kebahagiaan atas limpahan nikmat dan karuniaNya yang tidak terhingga sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik. Shalawat dan salamNya semoga tetap tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh penerus risalahnya hingga akhir zaman.

            Esensi dari Pendidikan Karakter adalah terwujudnya perilaku yang mulia dalam konteks kehidupan sehari-hari, baik sebagai pribadinya sendiri maupun sebagai manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan karakter mutlak diperlukan karena ia tidak muncul dengan sendirinya melainkan harus dibentuk, ditumbuhkembangkan dan dibangun.

            Pada makalah ini akan dibahas bagaimana karakter itu tumbuh dan berkembang kearah yang lebih baik melaui peran pendidikan dengan melibatkan bukan hanya sekedar peran serta peserta didik,guru dan sekolah tetapi juga peran dari orang tua peserta didik itu sendiri.

            Dengan mengucapkan ungkapan terimakasih yang tak terhingga, sehingga makalah ini selesai meski jauh dari kesempurnaa. Tak lain dan tak bukan karena support yang luar biasa dari Suami tercinta, Ananda kami yang sedang meniti jalan keshalihan, Kepala Sekolah, Team Guru dan Tenaga Administrasi, para peserta didik inspirasi dan generasiku dan semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini.

            Hanya kepada Allah jualah kami mohon pertolongan, agar kami dapat memberikan nuansa karakter yang indah di setiap langkah. Akhir kata jika ada kesalahan dan kekurangan, saran dan kritiknya sangat kami nantikan.

                                                                                                Purwakarta, 13 Februari 2018

                                                                                                Penyusun,

 

                                                                                                Tati Rohayati, S.Ag








 

URGENSI PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER

PESERTA DIDK

 

                                                                                                                  Hal

KATA PENGANTAR                       ....................................................................................  i

DAFTAR ISI                                      ....................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN                .....................................................................................  1

             A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................  3

             B. Rumusan Masalah ................................................................................................  3

             C. Tujuan .................................................................................................................... 3

             D. Manfaat ................................................................................................................. 3

BAB II  KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 4

BAB III  PEMBAHASAN ......................................................................................................11

BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................ 21

               Daftar Pustaka

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Urgensi Peran Orang Tua dan Guru dalam Mengembangkan

Pendidkan Karakter Peserta Didik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

            Perkembangan zaman yang semakin cepat, laju informasi yang semakin dahsyat memacu semua lapisan masayarakat untuk berbenah mengadaptasi perubahan tersebut. Tak terkecuali lembaga pendidikan sebagai stakeholder yang berperan penting dalam pembinaan karakter anak bangsa yang dibinanya.

            Setiap generasi ada zamannya, rasanya tidak salah pepatah demikian untuk kita analisis dan kita komparasi dengan zaman sepuluh,duapuluh tahun ke belakang, di mana kondisinya sangat berbeda,akulturasi budaya yang masuk bisa dibendung sedemikian rupa, rasa tabu masih terjaga, rasa hormat kepada orang tua dan guru paling utama, menghargai sesama selalu terbina karena arus informasi masih terbatas dan belum maju seperti sekarang ini. Kelekatan iman dan budaya ngaji di suarau, mushala, masjid menjadi hal yang selalu menghiasi hari-hari anak bangsa menjelang maghribnya. Tidak ada ceritanya ada anak yang tidak bisa mengaji karena akan merasa malu dengan teman-temannya. Yang ada di benaknya belajar di sekolah dan di Madrasah, mengaji di sekitar tempat tinggalnya serta mengutamakan untuk membantu kedua orang tua nya,baik ke sawah,ke ladang atau hanya sekedar membantu pekerjaan orang tua di rumahnhya. Bahkan  yang menarik, dunia bermainnya sangat membuat mereka bahagia dan di situlah interaksi sosial di antara teman-temannya terjalin dengan sangat baik dan bermakna.

            Kita telusuri kebiasaan anak-anak kita sekarang, mereka sudah terkontaminasi arus globalisasi yang tidak bisa dipungkiri berpengaruh besar terhadap perkembangan karakter mereka. Pengaruh tontonan sinetron dan film di Televisi menghiasi hari-hari tanpa kenal henti dan menjadi kebanggaan diri untuk diimitasi dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sangat cepat dan tidak kalah terbendung pengaruh gadget yang menemani keseharian mereka

            2

yang tanpa disadari merampas konsentrasi mereka untuk menaruh perhatian lebih dibanding waktu belajar dan bermainnya.                                                                 

            Belum lagi kasus – kasus yang marak terjadi di kalangan para pelajar seperti pergaulan bebas yang merajalela, terjerat Narkoba dan minuman oplosan, gank motor yang meresahkan, pakaian dan gaya rambut ala kebarat-baratan dan sederet kasus lainnya yang tak kalah menyedot perhatian berbagai kalangan adalah kasus pembunuhan oleh siswa terhadap gurunya yang terjadi baru-baru ini.

            Fenomena di atas merupakan bagian gambaran dari kondisi yang menuntut kita selaku pemegang kebijakan dalam pengasuhan dan pembimbingan anak agar melakukan suatu tindakan yang dapat merubah pola dan mengarahkannya ke arah yang positif dan membangun karakternya tanpa harus ketinggalan zaman.

            Sudah saatnya orang tua tidak lagi  melimpahkan tanggung jawab pengasuhan dan pembimbingan pendidikan anaknya kepada sekolah sepenuhnya, tetapi mereka juga memiliki kesadaran penuh untuk membina, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya secara sinergis bersama pihak sekolah dan lingkungannya.

            Hubungan yang harmonis antara orang tua dan guru mutlak dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan karakter anak-anak dan harus dijaga serta dibina sebaik-baiknya. Harapannya anak-anak kita tidak lagi menjadi pribadi yang tidak disiplin dengan dirinya, acuh dan apatis dengan lingkungannya, tidak peka dan respon terhadap lingkungan di sekitarnya. Anak-anak  dalam pengasuhan kita itu  ibarat  sebuah pohon yang kita rawat dan kita jaga agar tumbuh dan berkembang dengan sempurna, maka tugas kita sepenuhnya untuk membentuk karakter mereka melalui kegiatan-kegiatan positif dan kebiasaan –kebiasaan baik yang perlu dilestarikan.

            Memang berat tugas orang tua dan guru di zaman sekarang, karena jika tidak kalah cepat dan sabar untuk berusaha membuat kondisi stabil dengan tantangan zaman yang luar biasa, maka anak-anak kita hanya akan menjadi korban dari ketidak fahaman dan ketidak sadaran mereka terhadap masa depannya. Faham sekulerisme, hedonisme, konsumerisme nyaris mengambil peran yang tanpa kita duga dan kita harapkan dengan mudah sudah merasuki gaya hidup mereka di tengah-tengah krisis dan dekadensi moral.   Prof.Mahfud MD

3

mengatakan, “Banyak anak didik sekarang kurang menghormati orang tua dan guru. Ini tantangan bagi kita ke depan. Sekarang ini perang proksi saling merusak mental generasi bangsa”.(Pikiran Rakyat:5 Feb 2018 hal.6).                                       

 B. Rumusan Masalah

            Dari uraian di atas dapat diuraikan rumusan masalah pada makalah ini,sebagai berikut:

1.      Bagaimana peran orang tua dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik?

2.      Bagaimana peran guru dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik?

3.      Upaya  apa saja yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru bagi perkembangan karakter peserta didik?

C. Tujuan

            Tujuan pembuatan makalah ini antara lain adalah:

1.      Menguraikan peran penting orang tua dalam pengembangan pendidikan karakter bagai anak-anaknya.

2.      Menguraikan peran guru dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik.

3.      Menjelaskan usaha –usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik.

4.      Makalah ini dibuat untuk referensi khasanah dunia pendidikan dalam rangka pemenuhan syarat lomba Olimpyade Guru Nasional.

D. Manfaat

            Makalah ini bermanfaat bagi:

1.      Orang tua peserta didik sebagai mitra guru dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik.

2.      Guru sebagai agen pembelajaran pengembangan pendidikan karakter peserta didik.

3.      Sekolah, sebagai lembaga yang berinteraksi langsung dengan masayarakat disekitarnya.

4.      Masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikanpeserta didik.

 

4

BAB II

KAJIAN TEORI

وَلَقَدْ ذَرَأْنَالِجَهَنَّمَ كَثِيْرًامِنَ الْجِنّْ والِانْسِ، لَهُمْ قُلُوْبٌ لّاَيَفْقَهُوْنَ بِهَا، وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّايُبْصِرُوْنَ بِهَا،وَلَهُمْ اَذَانٌ َلَّاَ يَسْمَعُوْنَ بِهَا،اُولَئِكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ، اُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُوْنَ (الاعراف:179)

            Di antara sifat khusus yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah karakternya. Karakter inilah yang melekat pada jiwa dan raganya yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Gambaran umum manusia digambarkan dalam al-Qur’an karakternya akan melebihi karakter malaikat yang selalu taat namun, di sisi lain ia akan akan seperti binatang bahkan lebih sesat daripada binatang yang pada akhirnya akan mengantarkannya pada derajat yang paling rendah, karena karakternya tidak diberdayakan, sebagaimana  firman Allah Swt dalam Q.S: al-A’raf (7): 179 :

 

 

 

 

Artinya : “Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam dari kalangan Jin dan Manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untukmemahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakanya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah” (Q.S: al-‘Araf (7): 179) 1)

            Dari ayat di atas dapat difahami bahwa anugerah inderawi yang telah diberikan kepada kita harus mampu mengantarkan kita menjadi pribadi yang berkarakter dan bermakna. Karena karakter inilah yang akan menentukan seseorang ada pada derajat luhur yang mulia atau ada pada derajat yang rendah dan hina. Anugerah inderawi dalam hal ini dimaksudkan  dengan dimensi jasadi dan karakter yang melekat di dalamnya dimaknai dimensi rohani. Baik dimensi jasadi maupun dimensi rohani keduanya harus berfungsi secara seimbang agar dapat mewujudkan manusia yang berkarakter mulia.

           

5

            Menurut M.Quraisy Shihab, manusia dituntut untuk mengembangkan dimensi rohaninya karena akan melahirkan tiga daya: daya nalar, daya kalbu dan daya hidup. Dengan mengasah daya nalar akan melahirkan kemampuan ilmiyah, dengan mengasah daya kalbu akan melahirkan antara lain iman dan moral yang terpuji dan dengan menempa daya hidup tercipta semangat menanggulangi setiap tantangan yang dihadapi.2)

            Karakter menurut para ahli, sebagaimana dikutip oleh Soemarsono, adalah kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang akan ditampilkan secara mantap, karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari luar yang menjadi bagian kepribadian seseorang melalui pendidikan, pengalaman,percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan yang menjadi niali instrinsik yang melandasi sikap dan perilaku (Tafsir Al-Qur’an Tematik ,2014 :81)

            Sebagaimana kita ketahui bahwa pembentukan karakter dan watak atau kepribadaian sangatlah penting dalam upaya mewujudkan sebuah bangsa yang maju dan bermartabat. Sarana yang paling krusial dan strategis untuk mewujudkan harapan tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidkan yang bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pendidikan karakter yang berbasis pada penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain-lain.

            Pendidikan karakter atau budi pekerti adalah landasan utama pendidikan yang harus diberikan kepada peserta didik sebagai generasi muda tulang punggung masa depan bangsa, untuk melahirkan generasi yang berkarakter, berbudi pekerti luhur, bermoral dan bermental kuat. Hanya bangsa yang memiliki karakter demikian diharapkan menjadi bangsa yang sehat mental dan moralitasnya. Dengan kata lain, pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia, yang tidak saja menguasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dilandasi oleh iman dan taqwa, berbudi pekerti luhur, cinta tanah air, toleran dengan pluralitas dan keaneka-ragaman bangsa serta keaneka ragaman budaya dunia.

          Pendidikan karakter sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan karakter ini belum terasa sampai sekarang. Karena itu, pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional

6

pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam lembaga pendidikan.

Tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa ke secara masif dan efektif melalui lembaga pendidikan dengan prioritas nilai-nilai tertentu yang akan menjadi fokus pembelajaran, pemahaman, pengertian, dan praktik, sehingga pendidikan karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.

Seperti kita ketahui bahwa Pemerintah dalam hal ini Diknas   mencanangkan pendidikan karakter yang menghimpun 18 karakter yang harus dikembangkan, yaitu

1.      Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2.      Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3.      Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4.      Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

5.      Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6.      Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7.      Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

8.      Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain

9.      Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

 

 

7

 

10.  Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya

11.  Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12.  Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 

13.  Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14.  Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15.  Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16.  Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

17.  Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18.  Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

            Dari ke 18 nilai karakter tersebut antara satu dengan yang lain merupakan konstruksi yang harus saling menguatkan, jika rapuh salah satunya maka rapuhlah seluruh nya terlebih pada akhirnya bermuara pada satu kekuatan karakter yang sangat vital bagi kehidupan manusia yaitu karakter religious. Oleh karena itu pendidikan karakter pengembangannya dimulai dari karakter keagamaan dengan strategi pembelajaran nya melalui:

1.      Keteladanan.

Keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa anak, dan orang yang paling banyak diikuti oleh anak adalah orang tuanya. Mereka pula lah yang paling

8

utama dan pertama akan diimitasi sejak kecil hingga dewasa.orang tua dituntut agar menjalankan perintah Allah dan sunnah RasulNya menyangkut perilaku dan perbuatan.karena anaka akan melihat setiap waktu.kemampuan untuk meniru secara sadar atau tidak sangat besar, tidak seperti yang kita duga.

2.      Memilih waktu yang tepat untuk menasihati

Memberi nasihat pada anak sangat besar pengaruhnya. Orang tua harus mampu memilih kapan waktu yang tepat agar hati anak dapat menerima dan terkesan dengan nasihatnya. Dengan demikian beban pendidikan akan semakin berkurang hasil pendidikan pun dapat dicapai secara maksimal.

3.      Bersikap adil dan tidak pilih kasih

Ketidakadilan dan pilih kasih akan berakibat buruk bagi anak-anak. Timbul rasa kecemburuan dan kedengkian dalam jiwa anak karena merasa dirinya disisihkan.

4.      Memenuhi hak-hak anak

Anaka yang dipenuhi hak-haknya akan memiliki sikap positif terhadap kehidupan. Ia akan belajar bahwa dalam hidup ia harus bersikap saling memberi dan menerima. Sekaligus melatih dirinya agar tunduk apada kebenaran. Keteladana yang baik dan sikapadail terhadap anak yang bersedia menerima kebenaran akan membuat dirinya terbuak. Bahkan ia akan mampu mengaktualisasikan jati dirinya dan berani menuntut hak –haknya. jika tidak, potensinya akan terberangus danterpadamkan.

5.      Mendoakan anak

Do’a adalah rukun utama yang harus diamalkan oleh orang tua. Memilih waktu-waktu yang tepat (mustajab)dalam do’a juga perlu. Kekuatan do’a inipula lah yang akan menghangatkan dan menguatkan cinta orang tua terhadap anaknya. Demi kebaikan anak-anaknya orang tua harus mampu berdo’a dengan sungguh-sungguh memohon kepada Allah Swt dengan penuh harap untuk kebaikan anak-nakanya. Sebaliknya orangtua tidak boleh mengeluarkan kalimat buruk  bagi anaknya karena akan jadi bumerang pada akhirnya.

6.      Memberikan hadiah

Sebagai wujud penghargaan terhadapanaknya ada baiknya orang tua memberika sesuatu yang bermkna dan berharga buat anak-anaknya agar anak dibuat senang merasa dihargai dan dikasihi.

7.      Membantu anak agar  berbakti dan taat

9

Orang tua juga harus bersikap kondusif dan kooperatif untuk mempersiapkan anaknya menjadi putra putri yang  berbakti kepada orang tua dan taat kepada Allah dan RasulNya.

 

8.      Tidak banyak mencela dan mencaci

Dengan kata lain sebagai orang tua haruslah banyak-banyak menghargai jerih payah anaknya meski mereka berbuat kesalahan, justru sebaliknya harus memberi reward dan pujian atas prestasi dan hasil kerja yang dilakukan meski tidak sempurna dengan apa yang diharapkan paling tidak mereka akan menghargai sebuah proses.

(Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid,2004:57)

            Dengan demikian amatlah besar posisi orang tua bagi anak-anaknya, tak terkecuali dengan guru sebagai orang tua kedua setelah orang tuanya di rumah. Dalam penguatan pendidikan karakter ini, peran guru sangat penting dan sentral bagi anak didiknya. Adab antara Anak didik (murid) sangatlah penting mempengaruhi terjalinnya komunikasi efektif dalam pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi guru kaitannya dengan tugasnya sebagai pendidik:

1.      Harus memiliki belas kasih terhadap muridnya

2.      Meneladani Rasulullah saw dengan niat mengajar semata-mata karena Allah Swt

3.      Tidak meninggalkan nasihat kepada muridnya sama sekali.

Karena anak itu dalam posisi labil dan masa pertumbuhan maka nasihat ini sangat perlu dan berguna bagi kelangsungan hidupnya.

4.      Mencegah murid dari akhlak tercela.

Artinya  bahwa seorang guru harus mampumengarahkan dan memberi teladan kepada anak didiknya agar memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlak yang mulia.

5.      Guru harus memberikan motivasi kepada pelajaran lain yang diajarkan oleh guru lainnya.

Hal ini agar anak didiknya menghargai semua guru yang mengajar di kelasnya.

6.      Memahami tingkat kecerdasan dan karakter belajar anak didiknya.

Termasuk dalam hal ini adalah memahami gaya belajar muridnya agar ia bersikap terbuka dan tidak terkungkung oleh standar yang mengeneralisir murid secara keseluruhan, hal ini tentunya sangat tidak adil.

7.      Memilih metode belajar yang sesuai karakteristik anak didiknya.

10

8.      Guru mengamalkan ilmu yang dimilikinya terutama yang menyangkut keteladanan.

(Said Hawa, 1999: 15)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11

BAB III

PEMBAHASAN

            Penguatan Pendidikan Karakter yang sedang diwacanakan tidak akan terwujud jika tidak melibatkan berbagai pihak yang ikut andil dalam pengembangan pendidikan. Di antara pihak tersebut siswa atau peserta didik yang sekaligus sebagai pelaku sentral yang akan menerima dampak langsung pendidikan, setelah itu guru sebagai agen pembelajaran dan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik di lapangan, orang tua sebagai partner guru dalam bekerjasama mewujudkan pendidikan yang baik bagi para putra putrinya. Selanjutnya lingkungan, baik lingkungan sekolah tempat peserta didik belajar maupun lingkungan masyarakat di mana peserta didik tinggal dan hidup di lingkungan sosial.

            Dari pembahasan pada artikel ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

A. Bagaimana Peran orang tua dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik?

            Peran orang tua sangatlah menentukan dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik, karena mereka adalah orang yang pertama mereka kenal dan yang paling intens berinteraksi di lingkungan sosialnya serta merasakan betul sentuhan fisik maupun psikis sejak kecil hingga mereka besar.

            Dari sekian banyaknya peran yang orang tua harus lakukan terhadap anaknya dalam hal ini peserta didik, di antaranya adalah sebagai berikut:

1.      Orang tua harus memberikan keteladanan yang baik bagi anak-anaknya.

Keteladanan yang ditampilkan yang dapat melekat dan dimitasi langsung oleh anak. Pembiasaan yang baik yang dilakukan di rumah oleh orang tuanya akan sangat bermakna bagi anak-anaknya kemanapun mereka mengembara.

2.      Kerjasama yang baik dengan guru

Jalin kerjasama dan komunikasi yang efektif dengan guru dan pihak sekolah, karena adalah agian dari kunci keberhasilan pendidikan anak yang berkarakter.

 

12

Orang tua harus bermitra dengan guru bagi anak-anaknya, karena jalinan emosional yang baik akan berdampak signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa/peserta didik.

 

3.      Tanamkan oleh orang tua bahwa sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anaknya.

Sebagaimana fungsi rumah, maka sekolah harus mampu memberikan kenyamanan bagi anak-anaknya. Sekolah buka saja sekedar tempat untuk belajar hal-hal yang sifatnya akademik semata akan tetapi harus mampu menciptakan suasana nyaman dan aman serta laboratorium kehidupan yang di dalamnya anak dapat mengemangkan minat bakat dan menumbuh kemangkan karakternya ke arahyang lebih baik lagi.

4.      Ciptakan zona nyaman di kelas

Kendati kelas merupakan komunitas kecil di sekolah, tetapi kelas inilah yang merupakan ajang untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik termasuk pengembangan pendidikan karakter nya. Dari kelas peserta didik belajar untuk berorganisasi, dari kelas peserta didik  belajar makna bermasyarakat saling memahami karakter masing-masing, dan melalui kelas juga peserta didik dapat berbaur dengan orang tua temannya ketika mereka saling bermain ke rumahnya. Anak yang tidak nyaman berada di kelas ujung-ujungnya akan menjadi perhatian orang tua nya di rumah, maka orang tua jangan bosan untuk menasihati anak-anaknya agar kelas harus dibuat semenarik mungkin baik lingkungan fisiknya maupun lingkungan non fisiknya.

5.      Orang tua harus memiliki perhatian penuh

Reward yang dierikan orang tua kepada anaknya, akan berbuah manis dan membuat senang bagi anak-anaknya, meski tidak seberapa tetapi akan sangat menyentuh pada jiwanya. Sebagai contoh jika di sekolah anak sudah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan teman-temannya contoh sudah berhasil membantu gurunya merapikan tempat kerjanya atau mendapatkan hasil ulangan yang bagus, maka orang tua jangansegan untuk memberikan apresiasi agara keberadaan anak merasa dihargai.

6.      Orang tua harus selalu memberikan nasihat baik bagi anaknya

Nasihat itu mencerahkan, nasihat yang keluar dari jiwa yang tulus akan membekas pada karakter anak secara keseluruhan, bagaimana tidak ibarat sebuah tanaman maka harus sering disiram dan di pelihara agar tumbuh subur dan sempurna, maka demikian

13

juga lah dengan manusia, semakin ia diberi nasihat dan pencerahan maka semakain ia dipupuk untuk tetap bertahan dan terus maju ke depan menghiasi dirinya dengan karakter-karakter yang positif.

7.      Orang tua harus mendo’akan anak-anaknya.

Do’a orang tua terhadap anaknya laksana do’a Nabi pada umatnya artinya dari segi ijabah dan pengabulan. Maka jika orang tua ingin membentuk karakter anaknya yang baik, memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlaq yang mulia maka orang tua tidak cukup menggapainya lewat usaha lahir saja namun juga perlu usaha bathin berupa do’a bagi anak-anaknya.

8.      Orang tua harus terlibat langsung membantu keberlangsungan pendidikan anaknya.

Orang tua yang cenderung apatis dan tidak peduli terhadap perkembangan belajar anaknya, akan merasakan akibat buruk adari sikap belajar putra putrinya, bagaimana tidak anak yang dibiarkan dalam kesendirian mengarungi suatu perjuangan panjang bernama pendidikan tentu akan sangat kebingungan jika tidak kita arahkan.

9.      Orang tua harus mendukung dengan lingkungan sekolah

Orang tua yang bijak pastilah dia faham betapa bernilainya sebuah pendidikan bagi anak-anaknya, karena anaknya yang ia titipkan di sekolah dibekali ilmu pengetahuan juga diasah minat dan bakatnya serta dikembangkan karakternya sesuai tuntutan kurikulum dan perubahan pendidikan yang berkesinambungan.

Dari uraian diatas, maka betapa besar peran orang tua dalam pengembangan pendidikan karakter anak-anaknya.

B. Bagaiman peran guru dalam mengembangkan pendidikan karakter peserta didik?

            Guru sebagai agen pembelajaran memiliki peran yang sangat vital bagi kelangsungan pendidikan di sekolah khususnya dan di negara ini pada umumnya. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan secara umum karena di tangan guru lah digenggamnya masa depan peserta didik yang menjadi binaannya. Guru harus tampil paling depan dan paling percaya diri dalam menjalankan tuga s mulianya mengajar dan mentransfer nilai-nilai positif terhadap murid-muridnya. Guru harus menjadi sumber keteladanan bagi lingkungan nya menjadi inspirator bagi peserta didiknya, menjadi penggerak bagi kelasnya dan menjadi pemimpin bagi pribadi dan masyarakatnya. Guru hadir sebagai sosok yang patut ditiru karena kepiawaian kinerja dan inegritasnya, karena keluhuran  akhlak dan perilakunya. Tapi guru bukan satu-satu nya sumber belajar bagi peserta didiknya.

14

            Dari uraian di atas, maka peran guru dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut:

1.      Guru sebagai agen pembelajaran

Secara akademik guru bertugas untuk mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada seluruh peserta didiknya, tanpa memandang perbedaan dan tingkat kecerdasan peserta didiknya. Guru merupakan bagian dari sumber belajar yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan pendididikan peserta didiknya.

2.      Guru sebagai mitra orang tua siswa

Bagaimanapun posisi orang tua adalah diperlukan bagi anaknya untuk kelangsungan belajar putra putrinya.

Guru yang baik akan selalu sadar bahwa dirinya tidak mungkin mampu untuk membina peseta didiknya sendirian.perlu dukungan berbagai pihak agar anaknya dapat berkembang karakternya dalam menempuh masa pendidikannya.

3.      Guru sebagai pengayom; harus bersabar menghadapi peserta didiknya

Salah satu kunci keberhasilan pendidikan karena ada sosok guru yang penyabar. Tidak sedikit karena kesabaran dan kegigihan guru, peserta didikdapat melewati masa-masa krisisnya dalam belajar dengan baik,alhasil peserta didik merasa benar-benar dituntun ke arah yang lebih baik bagi masa depannya.

4.      Guru sebagai penasihat ;harus selalu memberikan nasihat baik bagi anaknya

Seperti halnya orang tua, guru juga harus selalu memberikan nasihat terbaik bagi anak-anaknya. Nasihat itu mencerahkan, nasihat yang keluar dari jiwa yang tulus akan membekas pada karakter anak secara keseluruhan, bagaimana tidak ibarat sebuah tanaman maka harus sering disiram dan di pelihara agar tumbuh subur dan sempurna, maka demikina juga lah dengan manusia, semakin ia diberi nasihat dan pencerahan maka semakain ia dipupuk untuk tetap bertahan dan terus maju ke depan menghiasi dirinya dengan karakter-karakter yang positif.

5.      Guru seagai penasihat spiritual; harus mendo’akan peserta didiknya.

Sebagaimana Do’a orang tua terhadap anaknya laksana do’a Nabi pada umatnya artinya dari segi ijabah dan pengabulan. Maka demikian juga dengan guru, jika guru  ingin membentuk karakter anak didiknya yang baik, memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlaq yang mulia maka orang tua tidak cukup menggapainya lewat usaha lahir saja namun juga perlu usaha bathin berupa do’a bagi anak-anaknya.

 

15

6.      Guru sebagai sosok solutif;  harus terlibat langsung membantu keberlangsungan pendidikan anaknya.

guru yang cenderung apatis dan tidak peduli terhadap perkembangan belajar anaknya, akan merasakan akibat buruk adari sikap belajar peserta didkinya, bagaimana tidak anak yang dibiarkan dalam kesendirian mengarungi suatu perjuangan panjang bernama pendidikan tentu akan sangat kebingungan jika tidak kita arahkan.

7.      Guru sebagai motivator; harus mendukung terhadap lingkungan sekolah

guru yang bijak pastilah dia faham betapa bernilainya sebuah pendidikan bagi peserta didiknya, karena anaknya yang ia bina di sekolah selain dibekali ilmu pengetahuan juga diasah minat dan bakatnya serta dikembangkan karakternya sesuai tuntutan kurikulum dan perubahan pendidikan yang berkesinambungan.

8.      Guru sebagai supporter;harus mampu menciptakan suasan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan

Ketika peserta didik merasakan kenyamanan dalam belajarnya dan terdorong untuk terus semangat menghadapi tuntutan pelajaran, di sinilah peran guru harus mampu untuk menjadi supporter pertama bagi kenberhasilan belajara peserta didiknya. Jika kondisi belajar sudah tidak menyenangkan tidak menutup  kemungkinan guru dan peserta didik yang hadir hanya jasad tanpa jiwa, hampa danpembelajaranpuntidak bermakna. Lingkungan belajar yang kondusif, guru dan peserta didik yang terlibat suasana hatinya tenang, nyaman akan melahirkan indikator keberhasilan yang signifikan

Kondisi belajar mengajar yang baik salah satu indikatornya adalah di mana guru pandai mengolah informasi dan memilah komposisi model pembelajaran yang diberikan kepada peserta didiknyasesuai dengan kondisi dan perkembangan peserta didik serta sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir peserta didik. Hal ini berguna agar model pembelajaran yang diterapkan dapat bermakna dan memiliki nilai guna.

Dalam hal pengembangan pendidikan karakternya, maka guru dapat memberikan penialain kepribadian dengan mengukurnya melalui berbagai hal, salah satunya melalui  penialain diri contohnya.

Seperti pada contoh berikutini:

 

 

16

PENILAIAN DIRI

Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Nama                          :

Kelas / Semester        :

Tahun Pelajaran       :

Tema                          :  Aku Selalu Dekat dengan Allah Swt

 

Refleksi

Beri tanda checklist (Ö) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-pernyataan yang tersedia !

NO.

Pernyataan

Kebiasaan

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

Skor 4

Skor 3

Skor 2

Skor 1

1.

Saya tidak ingin membuat onar di sekolah dan di masyarakat.

 

 

 

 

 

 

2.

Saya ingin memaafkan teman yang menyakiti hati saya.

 

 

 

 

 

 

3.

Bila melihat orang yang membutuhkan pertolongan, saya berkeinginan untuk memberikan pertolongan.

 

 

 

 

4.

Saya berkeinginan untuk memberi nasihat, mengajak, dan mempelopori teman-teman untuk beribadah dan berbuat kebajikan.

 

 

 

 

5.

Saya berusaha tidak mengeluh saat mendapat musibah/cobaan.

 

 

 

 

 

 

6.

Saya sangat takut ketia mengingat kematian.

 

 

 

 

 

 

7.

Saya bersungguh-sungguh saat diberi tugas.

 

 

 

 

 

 

8.

Memberikan solusi kepada teman yang mendapat masalah.

 

 

 

 

 

 

9.

Saya berusaha meningkatkan amal baik agar catatan amal baik saya terus bertambah.

 

 

 

 

10.

Mudah memaafkan kesalahan teman/orang lain.

 

 

 

 

 

 

Atau melalui jurnal kegiatan yang menuntut kebiasaan yang dapat dilakukan peserta didik, contohnya melalui uji coba pembiasaan menutup aurat, membantu orang tua, disiplin dengan komitmen waktu yang dimilikinya dan masih banyak lagi kegiatan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik. Kegiatan ini bisa diberikan dalam kurun waktu tiga hari atau berapa hari tergantung kebutuhan namun harus terukur,agar kegiatan ini dapat terkontrol kita perlu bantuan kerjasama dari orang tua. Berikut Contoh jurnal yang dimaksud seperti pada penerapan tugas materi dengan tema Berbusana Muslim dan Muslimah Merupakan Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri

JURNAL KEGIATAN TUGAS MANDIRI

BERBUSANA MUSLIM SESUAI TUNTUTAN SYARIAT ISLAM

NAMA     :

KELAS      :

NO

HARI / TANGGAL

URAIAN KEGIATAN

PARAF ORANG TUA/WALI

1

 

 

 

2

 

 

 

3

 

 

 

4

 

 

 

5

 

 

 

6

 

 

 

7

 

 

 

8

 

 

 

9

 

 

 

10

 

 

 

11

 

 

 

Contoh lain melalui penilaian kegiatan amaliyah harian peserta didik seperti kegiatan shalatnya, belajar mandiri, kegiatan literasinya dan sebagainya:

C. Upaya  apa saja yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru bagi perkembangan karakter peserta didik?

            Banyak cara menuju Roma, pepatah lawas yang bisa kita jadikan salah satu rujukan dalam mencari solusi terhadap suatu permasalahan yang terjadi. Dalam kaitannya dengan Penguatan Pendidkan Karakter, agar dapat terealisasi dengan baik dan berjalan sesuai dengan harapan di mana peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensinya dan lulusannya dapat meraih nilai serta hasil yang memuaskan, maka banyak upaya yang harus dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran; diantaranya:

1.      Menyisipkan pendidikan karakter ini dalam pelaksanaankegiatan pembelajaran di kelas, ambilcontoh saja yang paling mudah, sebelum memulai pembelajaran guru harus selalu mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai kebersihan di kelas, maka hanya dengan instruksi “silahkan yang melihat sampah di sekitar tempat duduknya, pungut lalu simpan ke tempat sampah” jika setiap kali pertemuan hal ini dilakukan, maka budaya ersih akan menjadi karakter bagi peserta didik ke depannya. Mentalmereka akan terbentuk betapa pentingnya karakter kesadaran terhadap  kebersihan. Atau setiap pembelajaran harus selalu mengawalinyanya dengan

19

 memanjatkan do’a kendati buka pada jam pertama pembelajaran dan guru jangan segan-segan untuk mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang dapat dilakukan yang terlihat sederhana namun mengandung makna yang sangat luar biasa bagi pembentukan karakter siswa.

2.      Orang tua dan guru sebaiknya melakukan koordinasi dan komunikasi yang searah dan bersifat kontrolling dalam memantau perkembangan belajar dan kegiatan hariannya melalui buku penghubung (mutaba’ah) contohnya, hal ini dimaksudkan untuk membangun hubungan yang baik dan harmonis antara orang tua dan guru dalam membimbing anak didiknya. Buku penghubung ini berisikan bukan hanya kegiatan belajarnya saja namun harus lebih menekankan Character Building peserta didik,semisal jadwal shalatnya, kegiatan membantu orang tuanya, serta kegiatan lain yang mengarah pada pembentukan karakter siswa.

3.      Pihak sekolah harus mampu bersinergis dengan orang tua dan guru dalam rangka mewujudkan pendidkan karakter di sekolah. Bagaimanapun kebijakan yang dikeluarkan sekolah akan berpengaruh besar terhadap kondisi sekolah dan peserta didik seluruhnya.

Lingkungan yang tertata dan terbiasa dengan penerapan penguatan pendidikan karakter akan melahirkan kenbiasaan yang baik, karena pembentukan karakter/kepribadian peserta didik itu leih banyak dibentuk oleh kebiasaan yang dilakukan.contoh kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pesantren, kalau kita telaah keberhasilan pendidikan di pesantren lebih mudah dan lebih berhasil dalam hal pengembangan pendidikan karakter para peserta didik nya tidak lain karena di pesantren lebih mengarah pada pembiasaan yang dilakukan secara konsisten, berkesinambungan dan bersama-sama. Maka sekolah, sebagai stake holder pendidikan yang ada di masyarakat paling tidak dapat mengadopsi pembiasaan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan pesantren, salah satu contoh, pesantren mengajarkan kedisiplinan shalat berjamaahlima waktu, maka kenapa tidak hal ini bisa diakukan juga di sekolah bagi peserta didik yang muslim dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh kepala sekolah danseluruh komponennya harus mendukung, pasti akan berhasil. Karena logikanya masa ya orang yang melakukan dan menjalankan perintah Tuhannya tidak berdampak dan berpengaruh terhadap karakter agamanya. Atau contoh lain melaui budaya senyum salam sapa dapat dikembangkan disekolah dengan

20

dukungan berbagai unsur yang ada di sekolah, menciptakan religious cultur di sekolah juga tidak menutup kemungkinan menjadi solusi untuk mengembangkan pendidikan karakter anak di sekolah.

Kegiatan literasi melalui pendampingan oleh tim literasi agar literasi bukan hanya sekedar membentuk karakter literat tetapi juga sebagai wahana untuk mengembangkan penguatan pendidikan karakter keseluruhan; di mana peserta didik diharapkan mampu menyerap akses literasi secara luas dan global dan mengkreasinya agar menjadi nilai ekonomi dan nilai jual yang tinggi.

Kegiatan pembelajaran dengan menyisipkan lantunan lagu-lagu nasional juga bisa jadi sebagai upaya untuk menumbuhkan karakter keangsaan terhadap peserta didik kita.

Penguatan tafsiran pancasila sebagai falsafah bangsa juga bisa disisipkan dalam kegiatan- kegiatan di sekolah contohnya dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, atau kegiatan Mabit (Malam bina iman dan taqwa) dan dalam kegiatan lainnya yang tujuannya agar karakter cinta tanah air dan bangsa betul-betul melekat dan dapat menjadi karakter bagi peserta didik kita.

Dan masih banyak lagi uapaya –upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik kita semua.

 

 

 

 

 

 

 

 

21

BAB IV

KESIMPULAN

            Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dapat dikembangkan di antara nya melalui optimalisasi kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik kita, termasuk pemahaman mendalam tentang urgensi peran orang tua dan guru dalam mewujudkan pendidikan karakter secara keseluruhan. Pada kesimpulan dari artikel ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Peran orang tua dalam pendidikan karakter ini mutlak sangat diperlukan, karena orang tua merupakan guru utama dan pertama bagi siswa. Sama seperti halnya guru, orang tua juga harus mampu menjadi motivator, supporter, kreator dan tak kalah penting adalah perannya sebagai penasihat bagai anak-anaknya. Orang tua melaui usaha dan do’a yang dilakukan harus mampu bersinergi dengan pihak guru dan sekolah dalam mewujudkan pendidikan anak-anaknya.

2.      Peran Guru dalam pendidikan merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan pada umumnya, guru yang mampu memotivasi dan memberi dukungan penuh serta memberikan keteladanan yang baik bagi peserta didiknya akan menginspirasi dan memberikan kesan mendalam kepada peserta didik untuk membentuk karakternya.

3.      Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar penguatan pendidkan karakter ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang signifikan dengan harapan semua pemangku kepentingan pada dunia pendidikan, di antaranya harus terjalinnya suasana yang nyaman dan penerapan character building disekolah dengan melibatkan semua komponen yang ada, integrasi pendidikan karakter itu sendiri dalam proses pembelajaran serta adanya kerjasamayang sinergis antara orang tua peserta didik, guru dan pihak sekolah.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Adul Hafidh Suwaid, Muhamad, Cara Nabi Mendidik Anak, Al-Itishom Cahaya Umat,2004

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,Tafsir Al-Qur’an Tematik,Kamil Pustaka,2014

Mushaf Al-Burhan Edisi Wanita, al-Qur’an, C.V. Media Fitrah Raani,2009

Pikiran Rakyat, 5 Feruarai 2018, hal.6

Rafiq shalih Tamhid,Aunur,Mensucikan Jiwa,Rabbani Press,1999